Kukuhkan Kepengurusan Asosiasi Besi dan Baja, Menperin Agus Beri Pesan Ini

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengukuhkan kepengurusan The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Periode 2023-2025 di Gedung Kemenperin, Jakarta, pada hari ini.

Melalui Surat Keputusan Chairman Nomor 003/INT/SK-CHAIRMAN/IISIA/VIII/2023, menetapkan Purwono Widodo sebagai Chairman IISIA, Ismail Mandry sebagai Vice Chairman 1, dan Tony Taniwan sebagai Vice Chairman 2.

Sementara itu, Widodo Setiadharmaji ditunjuk sebagai Executive Director IISIA didampingi oleh Yerry Idroes selaku Co-Executive Director.

"Kami mengharapkan agar IISIA sebagai perwakilan industri besi dan baja dapat mendukung berbagai upaya pemenuhan kebutuhan domestik akan baja, meningkatkan kualitas produk baja, dan mengambil inisiatif dalam pengembangan energi terbarukan," kata Menperin Agus dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Senin, 23 Oktober.

Agus mengatakan, sektor industri baja harus menjadi contoh dalam merangkul prinsip-prinsip keberlanjutan dan berperan aktif dalam upaya meminimalkan dampak lingkungan.

"Hal ini juga terkait dengan rencana aksi dekarbonisasi di sektor industri, yang mana sektor industri ditargetkan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari target nasional," ujarnya.

Dia menilai, bahwa IISIA memiliki visi yang sangat jauh ke depan, yaitu mengembangkan industri baja yang berdaya saing dan ramah lingkungan.

"Mudah-mudahan pengurus IISIA dapat menjalankan dengan baik program kerja yang sudah dibuat dan berkolaborasi dengan Kemenperin dalam memajukan industri baja nasional," tuturnya.

Sementara itu, Chairman IISIA Purwono Widodo mengatakan, IISIA sebagai asosiasi binaan Kemenperin dapat menjadi mitra strategis pemerintah serta berkontribusi dalam pengembangan industri baja nasional.

"IISIA berkomitmen menyalurkan aspirasi dari anggota asosiasi terkait kebijakan-kebijakan pemerintah serta berperan aktif dalam meningkatkan hubungan kerja sama antar anggota, organisasi atau institusi besi dan baja, baik tingkat regional maupun internasional," imbuhnya.

Sekadar informasi, di tengah kondisi perekonomian global yang melambat, industri logam dasar Indonesia tumbuh sebesar 11,49 persen (yoy), didorong oleh peningkatan permintaan ekspor produk baja dan ferronickel.

Perkembangan neraca perdagangan produk baja tahun 2023 juga cukup menggembirakan. Selama periode triwulan I-2023, terjadi surplus 3,15 miliar dolar AS atau naik 14,6 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2022 dengan nilai surplus 2,75 miliar dolar AS.

Oleh karena itu, Kemenperin terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pelaksanaan berbagai program dan kebijakan strategis untuk melindungi sekaligus mengembangkan industri baja nasional serta meningkatkan daya saing industri.