Pentagon Sebut Beijing Bisa Miliki Lebih dari 1.000 Hulu Ledak Nuklir Tahun 2030, AS: China Terus Melakukan Modernisasi
JAKARTA - Kekuatan nuklir China berada di luar proyeksi, saat laporan tahuan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengungkapkan jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki negara itu pada rilis Hari Kamis.
Laporan Pentagon menyebutkan, China memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya, dan kemungkinan akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030 mendatang.
Pentagon menyebut, jumlah hulu ledak nuklir China pada Mei 2023 yang tembus 500 buah, berada di luar proyeksi. Dalam laporan sebelumnya, Pentagon memperkirakan Beijing memiliki lebih dari 400 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada tahun 2021.
"Kami melihat RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terus melakukan modernisasi, diversifikasi dan perluasan kekuatan nuklirnya dengan cukup cepat," kata seorang pejabat senior Negeri Paman Sam, melansir Reuters 20 Oktober.
"Apa yang mereka lakukan sekarang jika Anda membandingkannya dengan apa yang mereka lakukan sekitar satu dekade lalu, hal ini jauh melebihi skala dan kompleksitasnya," lanjut pejabat tersebut.
Kendati jumlah hulu ledak nuklir Negeri Tirai Bambu di luar proyeksi, namun itu jauh lebih rendah dibanding jumlah milik dua kekuatan utama nuklir dunia, Rusia dan Amerika Serikat.
Amerika Serikat mempunyai persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, dan sekitar 1.419 hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan.
Sementara Rusia memiliki sekitar 1.550 senjata nuklir yang dikerahkan dan menurut Federasi Ilmuwan Amerika, memiliki 4.489 hulu ledak nuklir.
Lebih jauh, laporan tersebut juga menyebutkan, Angkatan Laut Tiongkok memiliki lebih dari 370 kapal dan kapal selam, naik dari 340 kapal yang mereka miliki tahun lalu.
Perluasan kekuatan angkatan laut merupakan inti dari upaya Presiden Xi Jinping untuk menjadikan China sebagai kekuatan militer terkemuka di kawasan, dengan Beijing telah memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia.
Baca juga:
- Tingkatkan Patroli di Baltik Usai Kerusakan Infrastruktur Bawah Laut, NATO Kerahkan Kapal Perang, AWACS hingga Drone
- Diplomat Tiongkok Sebut Krisis di Gaza karena Hak Asasi Warga Palestina Belum Terjamin
- Laporan Intelijen AS Perkirakan Jumlah Korban Tewas Ledakan RS di Gaza 100-300 Orang
- Temui Ratusan Ribu Prajuritnya di Perbatasan, Menhan Israel Kasih Kode Serangan Darat ke Gaza
Diketahui, hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat tegang, dengan adanya perselisihan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut terkait segala hal mulai dari Taiwan, catatan kemanusiaan hingga aktivitas militernya di Laut Cina Selatan.
Namun, Washington sangat ingin menghidupkan kembali komunikasi military-to-military dengan Beijing.
Pekan lalu, Pentagon mengatakan pihaknya telah menerima undangan untuk menghadiri forum keamanan tahunan Tiongkok pada akhir Oktober, yang merupakan tanda terbaru dari potensi menghangatnya hubungan antara militer kedua negara