Sekjen DEN Beri Bocoran Pertamina Cari Sumber Minyak Murah ke Negara Lain

JAKARTA - Konflik antara Israel dan Hamas di Timur Tengah yang terus memanas mendorong Indonesia untuk mencari sumber minyak dari negara lain sebagai antisipasi melonjaknya harga minyak dunia.

Diketahui, jika hingga saat ini Indonesia masih mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi dan Nigeria.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan, jika saat ini BUMN migas pelat merah, Pertamina tengah mencari sumber minyak murah dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

"Sekarang Pertamina sedang menjajaki beberapa negara mencari crude yang harganya lebih murah," ujarnya kepada media yang dikutip Kamis, 18 Oktober.

Untuk saat ini, kata dia, Pertamina telah mendapat tawaran minyak murah dari Rusia.

Namun, karena adanya konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina, pemerintah mengurungkan niat tersebut agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

"Sebetulnya Rusia menawarkan lebih murah tapi karena ada konflik Ukraina dan Rusia, udah lah daripada nanti bermasalah di kemudian hari kita cari ke tempat lain," beber Djoko.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, perang yang berkepanjangan bisa mengerek harga minyak dunia menjadi lebih tinggi.

Pasalnya, dengan adanya perang, biaya logistik minyak juga akan semakin meningkat.

Asal tahu saja, minyak Indonesia paling banyak diimpor dari Saudi Arabia dan Nigeria.

"Kita intinya terbuka mencari sumber-sumber mana saja. Kita kan sekarang paling besar impor dari Arab Saudi dan Nigeria. Kita membuka peluang mencari sumber minyak baru, akan kita adjust. Kalau ada masalah bisa ambil dari mana dan sebagainya," beber Tutuka kepada media yang dikutip Selasa, 17 Oktober.

Tutuka menegaskan, dirinya tidak membatasi negara mana saja yang akan menajdi sumber minyak Indonesia selanjutnya selama energy security terpenuhi dan terjangkau oleh masyarakat.

Kendati demikian, ia memastikan, konflik di Timur Tengah belum memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia meski harga minyak dunia terus bergerak naik.