Pasar Amerika Latin Jadi Tantangan Ekspor Indonesia
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan akses masuk ke pasar Amerika Latin merupakan salah satu tantangan dalam meningkatkan ekspor Indonesia.
Adapun, pemerintah saat ini terus mendorong dalam lakukan pembukaan pasar baru, salah satunya di Afrika, Airlangga menyampaikan kemarin Presiden Jokowi sudah berkunjung ke negara-negara Afrika sehingga tentu diharapkan bisa membuka pasar yang lebih luas.
"Pemerintah sedang mempelajari The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Karena CPTPP akan membuka pasar seluruhnya di Amerika Latin,” ujar Airlangga dalam keterangan yang diterima, Rabu, 18 Oktober.
Sebagai informasi, CPTPP atau Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik diikuti oleh Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Airlangga mengatakan Trade Expo Indonesia 2023 yang dilaksanakan secara hybrid harus mampu menjadi platform yang merepresentasikan output dari kebijakan Pemerintah di sektor perdagangan.
Serta, perjanjian dagang dan ekonomi dalam bentuk PTA, FTA, maupun CEPA yang diharapkan dapat mencerminkan potensi transaksi dagang di TEI 2023.
“Target tahun ini harus diperbaiki. Di tahun ini pesertanya lebih besar dari tahun lalu, yakni 1.193 ribu pengunjung. Kemudian diharapkan ekspornya tentu bukan tadi yang disampaikan, target 10 miliar dolar AS, tetapi target tahun ini harus lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang 15,8 miliar dolar AS,” tutur Airlangga.
Baca juga:
Selain itu, Airlangga turut mengapresiasi beberapa negara seperti China, India, Jepang, Mesir, dan Filipina yang pada tahun lalu merupakan negara dengan transaksi perdagangan terbesar.
Airlangga berharap acara TEI 2023 yang kembali menghadirkan Jakarta Muslim fesyen Week, sebagai upaya menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, sekaligus kiblat industri fesyen muslim dunia.
Ke depannya, Airlangga mengatakan bukan hanya produk fesyen saja, tetapi juga produk-produk lainnya seperti makanan dan minuman, kosmetik, hingga farmasi, karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar dunia.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya Indonesia menjadi pusat produk halal dunia.