Hasil Uji Lab Menunjukkan Tak Ada Beras Sintetis di Bukittinggi

BUKITTINGGI - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat bersama pihak kepolisian menegaskan tidak ada beras sintetis yang beredar di kota wisata itu berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap beras yang diduga palsu karena ternyata merupakan beras asli.

"Hasil uji laboratorium dari sampel beras yang diduga sintetis di Bukittinggi hasilnya negatif. Dugaan dan kecurigaan selama ini tidak benar bahwa ada beras sintetis di Bukittinggi," kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dilansir ANTARA, Selasa, 17 Oktober. 

Dia merujuk hasil uji laboratorium yang disampaikan General Manager Laboratory PT  Saraswanti Indo Genetech, Dwi Yulianto Laksono melalui surat laporan hasil uji laboratorium Nomor SIG.CL.X.2023.12164906, tanggal 12 Oktober 2023.

"Dalam surat itu disampaikan kesimpulan, berdasarkan hasil pengujian beras memenuhi standard, beras tersebut negatif tidak mengandung plastik sesuai parameter pengujian," ujarnya.

Erman tetap mengimbau warga Kota Bukittinggi hati-hati dalam mengkonsumsi makanan pokok dan meminta pelaporan segera ke dinas terkait.

"Warga diminta tetap waspada, jika ada keraguan terhadap beras dan produk pangan yang ditemui, silahkan melapor ke Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi," katanya.

Walkot menegaskan Pemkot Bukittinggi akan tetap melakukan berbagai upaya dalam melindungi masyarakat terkait makanan yang dikonsumsi.

"Apa yang dikonsumsi masyarakat pasti tidak lepas dari pantauan. Sebelumnya juga kami sudah imbau agar tidak tergiur harga murah dan usahakan membeli beras dan makanan pokok di tempat dipercaya," katanya.

 

Hal yang sama disampaikan Kapolresta Bukittinggi, Kombes Yessi Kurniati. Polisi meminta warga untuk lebih cerdas dalam bermedia sosial hingga tidak memberikan kabar yang salah.

"Kami imbau warga lebih cerdas dalam bermedia sosial, tidak terpengaruh hoaks apapun, beras yang diduga sintetis itu ternyata tidak benar sesuai konfirmasi kami dengan Dinas Pangan Sumbar di Hari Pangan Sedunia," sebutnya.

Yessi meminta warga untuk melaporkan terlebih dulu kepada kepolisian atau dinas terkait jika merasakan kecurigaan kepada bahan pokok tertentu.

"Tolong komunikasikan dulu sebelum disebar informasinya karena barangkali ada semacam ketidaksesuaian seseorang pada makanan yang dikonsumsi secara kesehatan," ujar dia.