Cristiano Ronaldo Terancam Hukuman Cambuk di Iran Imbas Peluk Seorang Seniman Perempuan

JAKARTA – Mega bintang Cristiano Ronaldo menghadapi ancaman hukuman cambuk di Iran imbas merangkul seorang seniman perempuan di negara tersebut, beberapa waktu lalu.

Pertemuan eks bintang Real Madrid dengan pelukis Iran bernama Fatima Hamimi itu terjadi saat Al-Nassr mengunjungi Teheran untuk melakoni laga babak penyisihan grup Liga Champions Asia melawan Persepolis pada September lalu.

Fatima mendapat kesempatan bersua Ronaldo sekaligus memberikan lukisan spesial yang ia buat untuk pemilik lima Ballon d'Or itu. Lukisan itu mengabadikan raut wajah sang bintang.

Fatima adalah seorang pelukis disabilitas yang berkarya menggunakan kaki. Dia merupakan penggemar berat sang bintang asal Portugal itu.

Dalam pertemuan itu Ronaldo mencium pipi sang seniman serta memberinya sebuah kaos yang ia tanda tangani. Selain itu, Ronaldo juga terlihat merangkul Fatima saat keduanya mengabadikan pertemuan itu.

Foto inilah yang kemudian memantik kemarahan dan protes dari pengacara di Iran. Media Iran seperti dikutip dari Mundo Deportivo mengklaim, beberapa pengacara di negara itu telah melaporkan Ronaldo.

Meskipun tujuan Ronaldo adalah menunjukkan respek ke sang pelukis, tetap saja momen itu dianggap perzinahan. Ini merujuk larangan otoritas setempat ihwal lawan jenis tidak boleh bersentuhan tubuh.

Sistem peradilan di Iran bereaksi dengan cepat terhadap foto pasangan tersebut dan menjatuhkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali kepada Ronaldo. Hukuman itu akan diterima Ronaldo saat kembali ke Iran.

Al-Nassr berkompetisi di babak penyisihan grup Liga Champions Asia di Grup E bersama tim asal Iran, Persepolis, tim asal Qatar, Al-Duhail, dan Istiklol dari Takikistan.

Ronaldo tentu tidak akan kembali ke Iran dalam fase kompetisi ini. Namun, jika mereka berhasil mencapai babak gugur, tidak menutup kemungkinan CR7 akan menginjakkan kakinya di tanah Iran lagi.

Laporan yang sama menyebut bahwa jika pergi ke Iran, Ronaldo dapat ditangkap pihak berwenang dan dipaksa menjalani hukuman.