Jadi Terobosan Baru Bagi Militer, Drone T-600 Dipamerkan dalam Latihan Besar NATO
JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menghadirkan drone T-600 dalam latihan militer tahunan bernama Eksperimen Robotik dan Pembuatan Prototipe dengan Sistem Maritim Tanpa Awak (REPMUS).
Didemonstrasikan oleh BAE Systems dan Malloey Aeronautics di Portugal, T-600 menunjukkan kemampuannya dengan melepaskan Sting Ray, torpedo yang diproduksi GEC-Marconi dengan berat 267 kilogram.
Selama dipamerkan di acara besar NATO, BAE Systems dan Malloey Aeronautics menunjukkan bahwa drone T-600 dengan kemampuan sistem udara tak berawak (UAS) telah diintegrasikan dengan teknologi maritim terbaru.
“Ini adalah pencapaian luar biasa dalam kolaborasi kami dengan Malloy dan merupakan tanda ambisi bersama kami untuk menghadirkan kemampuan baru kepada pelanggan kami,” kata Kepala Produk Listrik Berkelanjutan BAE Systems Air Neil Appleton.
Menurut data dari BAE Systems, T-600 mampu membawa muatan seberat 200 kilogram. Angka ini jelas lebih kecil dari berat torpedo yang mereka angkut. Pasalnya, sejak pertama kali dibeli oleh BAE Systems, berat torpedo ini hampir 300 kilogram.
Drone T-600 mampu lepas landas dan mendarat dengan keadaan vertikal meski laju kecepatannya mencapai 140 kilometer per jam. Drone ini juga mampu menjangkau jarak hingga 80 kilometer. Namun, jarak ini bergantung pada beban muatan yang ia angkut.
Meski foto T-600 yang dibagikan BAE Systems di situs resminya terlihat kecil, yang terjadi justru sebaliknya. Pesawat tanpa awak bertenaga listrik ini berukuran cukup besar, seukuran dengan mobil berukuran kecil. Menariknya, T-600 bisa dibongkar dengan mudah sebagai alat transportasi.
Sebagai pesawat dengan sistem UAS, T-600 dapat diluncurkan dengan cepat dan mudah dibawa. Menurut Kepala Senjata Bawah Air Layanan Maritim BAE Systems Dave Quick, T-600 mampu menjaga awak kapalnya dan menghindarkan awaknya dari bahaya.
Dengan kemampuan ini, sistem UAS dianggap cukup penting sehingga UAS mampu meningkatkan peran peperangan antikapal selam (ASW) bersama helikopter dan kapal permukaan ASW.
Sementara itu, CEO Malloey Aeronautics Oriol Badia mengatakan bahwa ia dan BAE Systems telah berhasil membangun drone yang mengurangi beban logistik dan meningkatkan tempo operasional dalam waktu yang singkat dan biaya yang murah.
Sebagai informasi, T-600 adalah pengganti dari T-150 yang juga dibangun dengan sistem UAS. Meski T-600 dianggap sebagai pengembangan terbaik dalam kerja sama BAE dan Malloey, keduanya berencana merancang model UAS terbaru.
T-600 hanyalah demonstran yang dirancang sebagai pengembang sekaligus pemvalidasi yang nantinya diterapkan pada T-650. Drone T-650 sendiri akan dirancang dengan konfigurasi ulang lebih cepat sehingga bisa digunakan untuk keperluan militer, komersial, dan kemanusiaan.
BAE Systems dan Malloey sudah mengerjakan program T-650 ini di FalconWorks, pusat penelitian dan pengembangan milik BAE. Belum ada kabar jelas kapan T-650 ini benar-benar dirancang hingga akhirnya menggantikan peran T-600.
>