Menteri Basuki: Hasil Dialog Nasional Tentang Air Dukung Visi Indonesia Emas 2045

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut, bahwa hasil Dialog Nasional tentang Air mendukung visi Indonesia Emas 2045.

"Hasil dari Dialog Nasional tentang Air yang berlangsung sejak Juli 2022 hingga Juni 2023 tersebut menunjukkan pentingnya air dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas untuk tahun 2045," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 12 Oktober.

Basuki mengatakan, kegiatan peluncuran Hasil Dialog Nasional Tentang Air tersebut merupakan Side Event dari rangkaian acara 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024 di Bali.

"Acara ini bersinergi dengan 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024 besok. Hasil Dialog Nasional ini selaras dengan tema umum World Water Forum ke-10, yakni Water for Shared Prosperity dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh peserta pertemuan. Selain itu, berkontribusi pada proses regional World Water Forum," ujarnya.

Dialog Nasional tentang Air di Indonesia merupakan hasil kemitraan yang kuat antara Kementerian PUPR, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Asia Water Council, dan Organisation for Economic Co-operation and Development/Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

"Keterlibatan yang kuat dengan para pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia dan luar negeri menjadikan Dialog Nasional tentang Air sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dari berbagai pengalaman di tingkat internasional, dan untuk memastikan bahwa rekomendasi kebijakan sesuai dengan konteks dan mencerminkan kebutuhan Indonesia," ucapnya.

Dia menilai, Dialog Nasional tentang Air menghasilkan wawasan yang berguna untuk pengelolaan air yang berkelanjutan di Indonesia, termasuk rekomendasi mengenai tarif dan biaya air untuk membiayai investasi infrastruktur air dan pengelolaan air, Land Value Capture sebagai sumber pembiayaan air yang inovatif, dan langkah-langkah non-struktural untuk mengatasi permasalahan terkait pengurangan risiko bencana terkait air.

Sementara itu, Principal Administrator OECD Xavier Leflaive mengatakan, terdapat tiga rekomendasi langkah non-struktural untuk mengurangi risiko bencana yang berhubungan dengan air.

"Pertama adalah mengkoordinasikan semua institusi yang bertugas mengatasi bencana, kedua mempromosikan perencanaan penggunaan lahan yang berketahanan terhadap bencana, dan ketiga meningkatkan sistem perkiraan banjir," ungkapnya.