Kerangka Ditemukan di Tanah Laut Kalsel Milik Pria Hilang 10 Bulan, Keluarga Enggan Autopsi
KALSEL - Satuan Reskrim Polres Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengungkap penemuan kerangka dan tengkorak manusia di wilayah perkebunan kelapa sawit. Kerangka itu merupakan orang hilang sejak 24 Desember 2022.
“Korban kita temukan di area kebun sawit, hasil penyelidikan sementara belum ada tanda yang mengarah ke tindak pidana,” kata Kanit Pidana Umum Polres Tanah Laut Ipda Aini saat dikonfirmasi di Tanah Laut, Rabu 11 Oktober malam, disitat Antara.
Aini menyebutkan, kerangka dan tengkorak manusia yang memiliki identitas bernama Taufik (27), ditemukan oleh petugas dan masyarakat di Desa Sungai Pinang, RT/RW 01/01, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, pada Senin 9 Oktober sekitar pukul 00.30 Wita.
“Pada hari yang sama yakni sekitar pukul 23.00 Wita, korban kita serahkan ke pihak keluarga,” ucapnya.
Baca juga:
- Sempat Nyaman Diperiksa Penyidik, Sekjen Kementan Jadi Tahanan KPK
- Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto Jadi Deputi Politik TPN Ganjar
- KPK Ungkap Pemeriksaan Eks Mentan SYL Hari Ini Sebagai Tersangka Bukan Saksi
- Dalam Persidangan BTS 4G, Dito Ariotedjo: Nama Saya Dipertaruhkan hingga Tanggung Jawab ke Jokowi
Dia menyebutkan, tulang belulang tersebut diterima langsung oleh Parhani selaku kakak kandung korban.
Aini menjelaskan, pihak keluarga meyakini korban sebagai anggota keluarga karena terdapat beberapa tanda dan ciri-ciri, yakni satu buah gigi depan bagian atas sudah patah, kebiasaan korban membawa dompet lebih dari satu, lalu ibu korban yakni Fatimah meyakini dompet yang ditemukan petugas adalah milik anaknya.
Selanjutnya, para saksi mengatakan korban terbiasa membawa uang pecahan Rp10.000, hal itu terbukti ada lembaran uang pecahan sesuai besaran tersebut tersimpan di dalam dompet korban. Kemudian korban juga disebut memiliki riwayat penyakit epilepsi yakni gangguan sistem susunan saraf.
“Penemuan mayat sampai tahap penyelidikan karena sudah ada pihak yang mengakui korban sebagai anggota keluarga, pihak keluarga juga menolak untuk diotopsi,” ujar Aini.