Presiden Erdogan Sebut Eskalasi di Gaza Bukan Perang Tapi Pembunuhan Massal

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan eskalasi yang terjadi di Timur Tengah adalah pembunuhan massal, bukan perang.

"Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap Jalur Gaza, tanpa dasar moral apa pun, dapat menempatkan Israel pada posisi yang tidak diinginkan secara global," kata Presiden Erdogan dalam pidatonya kepada anggota parlemen Turki yang disiarkan oleh saluran TV lokal, melansir TASS 11 Oktober.

"Konflik ini, yang dilakukan dengan taktik tercela, bukanlah perang, melainkan pembunuhan massal," tegas Presiden Erdogan.

Presiden Erdogan sebelumnya telah mengatakan, Turki siap menjadi penengah antara Israel dan Palestina untuk memastikan ketenangan.

Sebelumnya, Paus Fransiskus mengatakan pada Hari Rabu, "terorisme dan ekstremisme tidak membantu mencapai solusi konflik antara Israel dan Palestina, namun memicu kebencian, kekerasan, balas dendam dan menyebabkan penderitaan bagi kedua belah pihak".

"Timur Tengah tidak membutuhkan perang, melainkan perdamaian, perdamaian yang dibangun berdasarkan keadilan, dialog dan keberanian untuk menjadi persaudaraan," tegas Paus Fransiskus.

Diketahui, serangan militan Palestina Hamas pada Sabtu pekan lalu terhadap wilayah Israel, memicu saling serang kedua belah pihak yang menyebabkan dua ribuan korban tewas dan ribuan lainnya luka-luka, sementara seratusan orang disandera.

Militer Israel mengatakan jumlah korban tewas di negara itu telah mencapai 1.200 orang pada Hari Rabu dan lebih dari 2.700 orang terluka.

Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 950 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka di wilayah pesisir yang padat penduduk tersebut.