Pemprov Jatim Asesmen Pemulihan Gunung Lawu Pasca-karhutla

MAGETAN - Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur asesmen "recovery" atau pemulihan tanaman yang ada di Gunung Lawu setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat dapat diatasi.

"Upaya ke depan setelah karhutla Gunung Lawu teratasi akan dilakukan upaya penanaman yang kemungkinan dilakukan dengan 'aeroseeding'. Namun, Pemprov Jatim akan melakukan asesmen terlebih dulu," ujar Gubernur Khofifah saat meninjau Posko Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Gunung Lawu di kantor Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jatim dilansir ANTARA, Selasa, 10 Oktober.

Menurutnya, asesmen tersebut akan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam penanganan bencana karhutla di Gunung Lawu. Mulai dari BNPB, BDBD, Pemprov Jatim, Perum Perhutani, dan lembaga lainnya.

Adapun asesmen tersebut penting dilakukan agar proses recovery hutan dan keanekaragaman hayati di kawasan setempat sama atau serupa dengan sebelum terjadi kebakaran.

"Jadi asesmen ini untuk menentukan titik mana yang membutuhkan tanaman apa sesuai dengan topografi daerah, topografi tanah, dan wilayah agar setelah itu bibit bisa kita tabur dari udara," kata dia.

Khofifah mengatakan kemungkinan aeroseeding dilakukan mengingat kondisi Gunung Lawu yang memiliki tingkat keterjalan tertentu, sehingga dibutuhkan teknik tertentu pula untuk bisa kembali menumbuhkan habitat-habitat yang ada di daerah pegunungan.

"Upaya-upaya ini untuk daya dukung alam dan lingkungan kita yang harus terus kita maksimalkan dan dijaga," tambahnya.

Administratur KPH Lawu Ds Agus Ahmad Fadholi mengatakan hingga hari ke-11, upaya pemadaman karhutla di Gunung Lawu masih dilakukan di tiga wilayah meski telah banyak berkurang. Ketiga wilayah itu, yakni Kabupaten Magetan, Ngawi, dan Karanganyar, Jawa Tengah.

"Area lahan dan hutan yang terdampak kebakaran hingga saat ini mencapai 2.041 hektare yang merupakan hutan lindung. Upaya pemadaman masih terus dilakukan," kata Agus Ahmad Fadholi.

Untuk pemadaman upaya darat dilakukan penyisiran kembali di jalur-jalur ilaran yang telah dibuat oleh sekitar 150 personel gabungan. Di mana jika ditemukan titik api dapat kita padamkan. Selain itu, pemadaman melalui udara dengan "water bombing" juga masih dilakukan secara bergantian di tiga wilayah tersebut.

"Water bombing, hingga Selasa sore masih dilakukan untuk melayani tiga kabupaten. Jadi kami harus berbagi dengan wilayah Ngawi, Magetan, dan Karanganyar dengan rata-rata sekitar 25 hingga 26 kali pengeboman air," katanya.

Menanggapi proses asesmen, Agus Ahmad Fadholi menyatakan pihaknya akan menurunkan empat tim untuk melakukan tinjauan lapangan guna menentukan pemetaan dan pengukuran luas secara akurat.