Tim Arkeolog Gabungan Mesir-Prancis Temukan Kuil Aphrodite dan Amun yang Tenggelam di Lepas Pantai Mediterania Mesir
JAKARTA - Sisa-sisa kuil Mesir kuno untuk Dewa Amun dan tempat suci yang didedikasikan untuk Dewi Yunani Aphrodite ditemukan di Laut Mediterania dekat Kota Alexandria, Mesir.
Penemuan ini dilakukan di Kota Kuno Thonis-Heracleion yang tenggelam, tujuh kilometer dari Teluk Abou Qir, oleh misi arkeologi gabungan Mesir-Prancis, menurut pengumuman Institut Arkeologi Bawah Air Eropa (IEASM), yang telah bekerja di situs tersebut sejak penemuannya pada tahun 2000.
Sisa-sisa Kuil Amun terdiri dari balok-balok batu besar yang diyakini runtuh akibat peristiwa dahsyat yang terjadi pada pertengahan Abad Kedua Sebelum Masehi.
Barang-barang berharga milik perbendaharaan kuil ditemukan, termasuk instrumen ritual perak, perhiasan emas hingga wadah pualam yang berisi parfum.
"Mereka menjadi saksi atas kekayaan tempat suci ini dan kesalehan para penghuni kota pelabuhan," kata lembaga tersebut, dilansir dari The National News 1 Oktober.
Beberapa meter di bawah sisa-sisa kuil, terdapat bangunan bawah tanah yang berasal dari abad ke-5, masih ditopang oleh tiang dan balok kayu yang terawat baik.
Penemuan misi ini dibantu oleh teknologi eksplorasi baru yang memungkinkan ditemukannya benda-benda yang terkubur di bawah tanah liat beberapa meter.
"Sangat mengharukan untuk menemukan benda-benda halus seperti itu, yang tetap utuh meski terjadi kekerasan dan besarnya bencana alam," terang Dr. Goddio.
Tak hanya itu, sebuah tempat suci yang didedikasikan untuk Dewi Yunani Aphrodite ditemukan di situs tersebut, tempat artefak perunggu dan keramik digali.
Artefak yang ditemukan di Kuil Amun diyakini didatangkan dari Yunani.
Thonis-Heracleion adalah pelabuhan Mediterania terbesar di Mesir selama berabad-abad hingga berdirinya Alexandria pada tahun 331 Sebelum Masehi.
Kota ini tenggelam setelah gempa bumi yang menyebabkan gelombang pasang dan pencairan tanah yang menyebabkan 110 kilometer persegi Delta Nil terendam air. Tenggelamnya daratan juga disebabkan oleh naiknya permukaan air laut.
Keberadaan kuil tempat perlindungan Aphrodite menunjukkan, orang Yunani diizinkan untuk pindah, tinggal dan beribadah di kota kuno tersebut.
Oleh karena itu, Thonis-Heracleion menjadi saksi dimulainya perdagangan besar-besaran antara Mesir kuno dan Yunani yang berlangsung selama ribuan tahun karena kedua negara tersebut merupakan peradaban kuat di Mediterania.
Baca juga:
- Swedia Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina Senilai Rp3,1 Triliun, Bakal Kirim Jet Tempur Gripen?
- Presiden Putin Sebut Ada Serpihan Granat di Pesawat Bos Wagner Prigozhin, Ungkap Temuan 5 Kg Kokain
- Ilmuwan WHO Sebut Demam Berdarah Kemungkinan Menjadi Endemik di Eropa Selatan, Amerika Serikat dan Afrika
- Tumpukan Salju Menyusut karena Musim Panas, Puncak Mont Blanc Berada di Level Terendah Dalam 22 Tahun
Selain itu, penemuan senjata Yunani di situs tersebut juga membuat misi tersebut menduga, tentara bayaran Yunani telah ditempatkan di kota tersebut.
"Mereka mempertahankan akses ke kerajaan di muara Sungai Nil Cabang Kanopi. Cabang ini adalah yang terbesar dan paling mudah dinavigasi pada zaman dahulu," terang kata institut tersebut.
Diketahui, di antara banyak harta karun yang telah digali dari kota yang tenggelam sejak penemuannya adalah 64 kapal, 700 jangkar, setumpuk koin emas, patung setinggi lima meter dan mungkin yang paling menonjol, sisa-sisa kuil besar Dewa Amun-Gereb.