Berteman di Gym hingga Rencanakan Grup Sepeda Bipartisan, Kenapa Partai Demokrat Tidak Mendukung Kevin McCarthy?

JAKARTA - Sembilan bulan menjabat sebagai Ketua DPR Amerika Serikat, Kevin McCarthy diturunkan dari jabatannya dalam pemungutan suara Hari Selasa, setelah kelompok kritikus sekaligus rekan separtainya yang berhaluan sayap kanan mendapatkan dukungan Partai Demokrat, alih-alih dirinya.

Coba menenangkan sekolompok Republikan berhaluan keras sejak menjabat dan tunduk pada tuntutan mereka dengan cara-cara yang dinilai merugikan DPR AS sebagai sebuah institusi, McCarthy justru mendapatkan serangan balik hingga akhirnya pemungutan suara digelar Hari Selasa, seperti mengutip The Washington Post 4 Oktober.

Mosi terhadap McCarthy diajukan Hari Senin oleh kritikus sekaligus rekan separtainya sendiri, Matt Gaetz yang beraliran sayap kanan asal Florida.

"Kevin McCarthy adalah makhluk rawa. Dia naik ke tampuk kekuasaan dengan mengumpulkan uang berbunga khusus dan mendistribusikan kembali uang itu sebagai imbalan atas bantuan. Kita sedang mengatasi demam ini sekarang," kata Gaetz kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.

Republikan lainnya Nancy Mace mengatakan kepada wartawan, dia memilih untuk mencopot McCarthy dari kursi ketua karena melanggar janjinya untuk meningkatkan akses terhadap alat kontrasepsi, serta mendukung rancangan undang-undang yang dia tulis mengenai perlengkapan pemerkosaan.

Ketua DPR AS Kevin McCarthy bersama Presiden Joe Biden. (Wikimedia Commons/The White House/Adam Schultz)

"Saya telah membuat kesepakatan dengan Kevin McCarthy, dengan ketua, bahwa dia tidak menepati janjinya untuk membantu perempuan di negara ini," kritik Mace.

"Kami tidak melakukan apa pun untuk mereka," sindirnya.

Pada Senin malam, setelah cukup banyak anggota Partai Republik yang menyatakan niat mereka, jelas bahwa McCarthy tidak bisa menang hanya dari suara yang mendukungnya, seperti tradisi DPR, sehingga memerlukan bantuan Partai Demokrat untuk mendukungnya.

Takdir berkata lain. Sebanyak delapan anggota Partai Republik, partai asal McCarthy, bersama dengan 208 anggota Partai Demokrat memilih untuk memecat McCarthy. Itu menandai untuk pertama kalinya dalam sejarah, Ketua DPR AS dicopot.

Partai Republik menguasai DPR dengan mayoritas tipis 221-212, yang berarti mereka tidak boleh kehilangan lebih dari lima suara jika ada anggotanya yang bergabung ke kubu Partai Demokrat dalam pemungutan suara.

McCarthy sendiri telah berulang kali membuat marah Partai Demokrat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dengan meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Biden.

Pada Hari Sabtu, ia memberi Partai Demokrat sedikit waktu untuk membaca rancangan undang-undang belanja sementara, untuk mencegah penutupan pemerintahan yang diperlukan untuk disahkan oleh suara mereka.

Partai Demokrat bisa saja menyelamatkan McCarthy, tetapi setelah mempertimbangkannya, mereka mengatakan tidak akan mencampuri Partai Republik menyelesaikan masalah internalnya.

"Biarkan mereka berkubang dalam ketidakmampuan mereka," kata anggota DPR AS dari Partai Demokrat Pramila Jayapal kepada wartawan sebelum pemungutan suara.

Ilustrasi Capitol Hill. (Wikimedia Commons/Architect of the Capitol)

Partai Demokrat juga mengatakan mereka memandang McCarthy tidak dapat dipercaya, setelah dia melanggar perjanjian belanja negara pada Bulan Mei dengan Biden.

"Tidak ada yang mempercayai Kevin McCarthy," kata Pramila Jayapal

Beberapa dari suara mereka dipenuhi dengan kemarahan, mengatakan mereka tidak lagi melihatnya sebagai pemuda Partai Republik yang baik hati, berteman dengan mereka satu dekade sebelumnya di gym DPR dan merencanakan bersepeda kelompok secara bipartisan.

Sebaliknya, mereka memandang McCarthy sebagai pemimpin yang berubah cukup cepat dalam tiga tahun terakhir, menjadi pemimpin yang penakut dan tidak berprinsip, yang hanya berusaha mempertahankan jabatan demi kekuasaan semata.

Beberapa anggota Partai Demokrat mengasihani dia dan semua upayanya untuk menenangkan sekelompok radikal sayap kanan yang keras kepala. Namun mereka mengatakan, dia harus membayar harga karena membuat begitu banyak janji dan mengingkarinya.

"Dia telah membawa kekacauan ke DPR, dan dia mengatakan mempertahankan dia di posisi itu adalah cara kita menyelesaikan masalah itu? Itu adalah argumen yang tidak laku," anggota DPR sekaligus politisi senior Partai Demokrat Adam Smith.

Terpisah, dalam konferensi pers pada Selasa malam, McCarthy menyalahkan Partai Demokrat karena tidak memberinya dukungan, menunjukkan ia telah diberi jaminan seperti itu pada akhir tahun lalu.

"Saya pikir hari ini adalah keputusan politik," ujarnya, mengisyaratkan bahwa keputusan tersebut merugikan DPR.

"Ketakutan saya adalah institusi tersebut jatuh hari ini," tandas McCarthy.

Diketahui, para sekutu McCarthy, yang pertama kali terpilih tahun 2006, berharap para politisi senior Partai Demokrat yang peduli terhadap institusi tersebut, Steny H. Hoyer dari Maryland, bisa menemukan cara untuk memberinya dukungan yang cukup.