Presiden Jokowi Instruksikan Jabar Integrasikan Whoosh dengan Bandung
BANDUNG - Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengungkapkan Presiden Joko Widodo menginstruksikan pemerintah provinsi setempat segera melakukan langkah-langkah untuk mengintegrasikan kereta cepat Whoosh dari Stasiun Tegalluar dengan transportasi lainnya ke Kota Bandung.
Bey mengatakan hal tersebut diinstruksikan oleh Presiden Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) mengenai integrasi transportasi publik di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, karena Presiden ingin Whoosh terhubung dengan feeder, terutama transportasi jenis kereta di stasiun-stasiun sekitar, untuk mempermudah akses masyarakat.
"Kita tahu Whoosh sudah terintegrasi dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Kota Bandung menggunakan kereta feeder. Titik lainnya seperti Tegalluar juga segera ada kereta feeder ke Kota Bandung atau tujuan sekitarnya," ujar Bey dalam keterangannya di Bandung, dilansir ANTARA, Rabu, 27 September.
Presiden, kata Bey, juga meminta Jabar segera mengkaji rencana Light Rail Transit (Lintas Raya Terpadu/LRT) yang akan mengintegrasikan wilayah Bandung selatan dengan utara sekaligus mengurai kemacetan.
Dalam mengimplementasikan rencana tersebut, Bey mengatakan pihaknya merencanakan segera berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan untuk menggali lebih detail LRT, agar kajiannya tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Selain itu, ujar Bey, dalam rapat terbatas itu juga, Presiden meminta Jabar terus menggencarkan agar transformasi kendaraan pribadi ke transportasi publik terus disosialisasikan kepada masyarakat.
"Arahan Presiden semua transportasi sebaiknya terintegrasi untuk memudahkan dan memindahkan masyarakat dari transportasi pribadi ke transportasi publik," kata Bey pula.
Baca juga:
- MKD Minta Masyarakat Lapor Jika Punya Bukti Dugaan Aliran Dana Korupsi BTS ke Komisi I DPR
- Modus Wasit di Kasus Pengaturan Skor: Tidak Mengangkat Bendera Offside
- Muncul Nama Edward Hutahaean di Sidang Korupsi BTS, Minta 8 Juta Dollar AS Hingga Ancam Buldoser Kominfo
- Arsjad Rasjid Soal Ganjar-Prabowo di Pilpres 2024: Enggak Pernah Ada Itu
Efeknya, ujar dia, diharapkan kemacetan di kawasan metropolitan seperti Bandung Raya ataupun Jabodetabek bisa dikurangi, dan kerugian akibat kemacetan itu bisa didegradasi yang sampai mencapai puluhan bahkan ratusan triliun rupiah.
"Jadi Presiden mengingatkan harus ada inovasi khusus dalam pembangunan atau terintegrasinya transportasi publik," kata Bey.