Muncul Nama Edward Hutahaean di Sidang Korupsi BTS, Minta 8 Juta Dollar AS Hingga Ancam Buldoser Kominfo
Sidang kasus korupsi BTS Bakti Kominfo di Pengadilan Tipikor Jakarta/ FOTO: Rizky Adytia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Nama Edward Hutahaean disebut dalam persidangan kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur Base Tranceiver Station (BTS) 4G, hari ini.

Edward disebut meminta uang 8 juta dollar Amerika Serikat dan mengancam merubuhkan gedung Kominfo dan Bakti menggunakan buldoser.

Anang Achmad Latif, mantan Direktur Utama Bakti yang menyebut nama Edward Hutahaean ketika bersaksi untuk terdakwa Galumbang Menak, Irwan Hermawan, dan Mukti Ali.

Bermula saat kuasa hukum terdakwa Irwan mengkonfirmasi soal sosok Edward. Anang pun menyebut mengenalnya dan sempat bertemu.

"Saya pernah diminta bertemu saudara Edward, pertemuannya di restoran stafnya di lapangan golf Pondok Indah. Pada saat itu, sebelum saya berangkat ke Amerika Serikat bersama rombongan Pak Menteri (Johnny Plate)," ujar Anang dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 27 September.

Dikatakan Anang, pertemuannya dengan Edward ketika kasus dugaan korupsi BTS 4G sedang diusut Kejaksaan Agung.

"Saya lupa persisnya apakah September atau Oktober. Pertemuan itu, saya hanya berdua dengan saudara Edward. Beliau sampaikan bahwa menanyakan proses lidik dari BTS ini. Saya bilang, saya coba jalankan saja saya belum tahu kasus ini seperti apa," sebutnya.

Kemudian, Edward meyampaikan kasus BTS 4G bisa menjadi masalah besar, jika tidak diurus sejak awal. Sehingga, Anang mempertanyakan hal yang mesti dilakukannya agar perkara itu tidak menjadi besar.

"Bahwa ini bisa jadi masalah besar, kalau bahasanya enggak diurus sejak awal. Saya mengikuti, saya bertanya, urusnya seperti apa? Pada saat itu beliau ngomong, ini proyek besar sehingga kamu membutuhkan biaya cukup besar. Pada saat itu beliau menyebutkan angka 8 juta US dollar," sebutnya.

Bahkan, dalam pertemuan itu Edward meminta Anang untuk menyiapkan 2 juta US dollar dalam waktu tiga hari. Uang itu sebagai pembayaran pertama.

"Beliau sampaikan pada saat itu, kalau kamu mau serius siapkan 2 juta US dollar dalam tiga hari ke depan. Saya kaget, saya bilang, 'Pak kalau uang sebesar itu mending dipenjara saja,' karena saya tidak punya uang sebesar itu," ujar Anang.

Anang amenyebut saat itu Edward langsung menyinggung nama Galumbang. Dia meminta untuk dihubungkan.

"Respons dia adalah, 'Loh, kamu kan dekat dengan Pak Galumbang, Kamu bisa minta bantu dia.' Saya tanya, 'kenapa Pak Galumbang beliau kan tidak ikut BTS.' Beliau jawab kan, 'Pak Galumbang pernah bermitra dengan Bakti dengan proyek Palaparing-nya.' Apa hubungannya dengan proyek Palaparing?, dia (Galumbang) pernah menikmati proyek dari Kominfo," sebut Anang.

"Saya bilang besok atau lusa saya akan pergi ke US dan beliau minta tolong hubungkan saya dengan Pak Galumbang. Selesai dari pertemuan tersebut saya hubungi Pak Galumbang," sambungnya.

Anang mengaku tertekan saat berhadapan dengan Edward. Bahkan disebutnya Edward mengancam merobohkan Bakti dan Kominfo bila tak menurutinya.

"Ya beliau pernah menyebutkan akan mem-buldoser, bukan hanya Bakti tapi satu Kominfo terkait ini," kata Anang.