Platform X Punya Rasio Disinformasi Terbesar Menurut Data Uni Eropa
JAKARTA - Fokus Uni Eropa (UE) dalam memberantas disinformasi rupanya menyeret platform X, sebelumnya Twitter. X dituding berperan besar dalam penyebaran informasi yang salah.
Dalam temuan pemerintah UE yang dipublikasikan di X, platform milik Elon Musk itu memiliki rasio posting-an disinformasi yang sangat besar. Bahkan, rasio ini mengalahkan disinformasi di media sosial lainnya.
Dikutip dari Engadget, Wakil Presiden Komisi Eropa Vera Jourova mengingatkan bahwa seluruh platform besar perlu menyesuaikan tindakan mereka dalam menghadapi permasalahan disinformasi.
UE akan segera menghadapi pemilu sehingga pemberantasan disinformasi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, Jourova menekankan kepada seluruh platform untuk mematuhi Kode Praktik yang dibuat Undang-Undang Layanan Digital (DSA).
Baca juga:
- Palo Alto: Implementasi 5G Butuh Perhatian Khusus Terhadap Langkah-langkah Keamanan Data
- Thomson Reuters Gugat Ross Intelligence Terkait Penggunaan Data untuk Pelatihan AI
- Pabrik iPhone di India Terganggu Akibat Kebakaran, Produksi Terhenti
- UE Desak Google, Microsoft, Meta, dan TikTok untuk Melawan Penyebaran Disinformasi Rusia
Platform X juga harus ikut mematuhi Kode Etik tersebut. Bahkan, Jourova menegaskan kepada X untuk lebih patuh pada aturan. Ia pun akan terus mengawasi tindakan X dalam mengatasi disinformasi.
DSA yang baru-baru ini mulai berlaku mengharuskan seluruh platform besar mengungkapkan rincian penanganan disinformasi. Namun, X tak ingin melakukannya. Meski begitu, X mengaku akan mematuhi kebijakan DSA mengenai disinformasi.
X juga menanggapi tudingan yang disampaikan pemerintah UE. Melalui akun Global Government Affairs, X percaya bahwa data yang digunakan UE tidaklah benar. Platform ini juga menegaskan bahwa mereka tetap mematuhi DSA hingga saat ini.