Kecelakaan Truk Akibat Rem Blong Terus Terjadi, Pakar: Pentingnya Pemahaman Sistem Rem
JAKARTA - Kecelakaan yang terjadi di persimpangan exit Tol Bawen, Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 September 2023, kembali menyoroti masalah serius yang kerap terjadi di jalan raya yang disebabkan oleh rem blong pada truk.
Jusri Pulubuhu, seorang praktisi Keselamatan Jalan Raya dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan bahwa kasus seperti ini sering terjadi karena pengemudi truk kurang memahami sistem pengereman kendaraannya.
"Dalam truk, terdapat berbagai jenis rem seperti service brake, exhaust brake, dan parking brake, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Untuk rem udara penuh (yang sering digunakan pada truk), sebaiknya tidak digunakan untuk perlambatan rutin atau perlambatan signifikan. Sebaliknya, kita bisa menggunakan exhaust brake yang dapat mencegah overheating pada sistem pengereman," ujar Jusri saat dihubungi VOI pada Senin, 25 September.
Jusri menekankan bahwa peran pengemudi sangat penting dalam mencegah kecelakaan, termasuk cara mengoperasikan rem, mengendalikan kendaraan, dan hal-hal lainnya. Sayangnya, di Indonesia, hal ini sering diabaikan.
"Di Indonesia, truk seringkali menggunakan service brake saat melakukan pengereman, yang mengeluarkan asap dan saat meluncur, koplingnya dinetralkan. Ini adalah perilaku yang sangat berbahaya dan seharusnya dihindari. Tidak adanya penggunaan exhaust brake dapat menyebabkan overheating pada sistem pengereman, yang mengakibatkan hilangnya daya cengkeram dan sering disebut sebagai 'rem blong'," tambah Jusri.
Baca juga:
Jusri juga mencatat bahwa perilaku ini telah menjadi hal biasa di jalan raya Indonesia, termasuk jalan tol. Namun, para pengemudi truk sering kali tidak mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi akibat perilaku tersebut.
Ia menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya disebabkan oleh kelalaian pengemudi, tetapi juga oleh kurangnya perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
"Pemerintah perlu meningkatkan standarisasi, perusahaan harus lebih ketat dalam seleksi rekrutmen dan pelatihan pengemudi, dan masyarakat juga harus lebih memperhatikan keselamatan dalam memilih angkutan," pungkas Jusri.