Perbedaan di Pemilu Wajar, Jokowi: Jangan Sampai Ganti Pemimpin Ganti Visi Misi, Mulai dari Nol Lagi
SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Perbedaan pilihan merupakan hal wajar.
"Perdamaian juga tidak boleh koyak, karena pemilu dan lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan," katanya di Solo, Jawa Tengah, dilansir dari Antara, Rabu, 20 September.
Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, yang paling utama adalah persatuan dan kesatuan bangsa harus terjaga.
"Beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar, adu argumentasi itu juga wajar. Yang paling utama persatuan kesatuan harus tetap kita jaga bersama," tegasnya.
Kepala Negara mengatakan tantangan bangsa ke depan tidak mudah. Meski demikian, tantangan tersebut dapat dijadikan peluang agar Bangsa Indonesia terus maju asalkan ada konsistensi dan keberlanjutan.
"Jangan sampai saat ganti pemimpin, ganti visi, ganti orientasi, sehingga kita harus mulai dari awal lagi. Sudah SD, sudah SMP, sudah SMA ganti pemimpin ganti visi lagi sehingga mulai dari SD, SMP, SMA, kapan kita S1, S2, S3 dan seterusnya," tutur Jokowi.
Menurut Presiden, Bangsa Indonesia butuh pemimpin yang konsisten dan berani ambil keputusan.
Baca juga:
- Polisi Cari Penyebar Hoaks Penangkapan UAS
- Ceramah di Kapuas Hulu, UAS Ajak Jaga Kerukunan dan Keutuhan NKRI
- KPK Panggil Sekretaris Badan Perencanaan dan Pengembangan Kemnaker di Kasus Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI
- Pastikan Tak Akan Berpolitik, KPK: Kontestan Pemilu Jadi Saksi Itu Murni Penegakan Hukum
"Berani ambil risiko, berani menghadapi siapa pun dan negara manapun untuk kepentingan negara dan bangsa. Bangsa ini butuh memimpin yang mempersatukan, mampu melayani rakyat, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro, dan mampu bekerja detail karena tidak mungkin kita hanya berpikiran makro," ujarnya.