Biaya Pengobatan Siswi SD Korban Colok Tusuk Pentol Ditanggung Pemkab Gresik, Bakal Dicarikan Sekolah Baru
GRESIK - Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyatakan Pemkab Gresik menanggung semua biaya pengobatan siswi SD berinisial SAH, 8, korban pencolokan mata dengan tusuk sate oleh kakak kelasnya. Selain itu, SAH juga akan dicarikan tempat sekolah baru yang lebih nyaman.
"Untuk semua biayanya termasuk pendampingan psikologis ditanggung oleh Pemerintah Gresik," kata Yani, Rabu, 20 September.
SAH sudah menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya hari ini. Yani bersyukur kondisi SAH, sehingga tidak diperlukan untuk rawat inap di RS.
"Alhamdulillah kondisinya sehat, dan tidak rawat inap bisa langsung pulang," katanya.
Setelah SAH menjalani pengobatan, Yani berjanji siswi SAH tetap bakal bersekolah. Namun tempat sekolahnya akan dipindah ke tempat yang lebih nyaman.
"Untuk sekolahnya nanti akan kita carikan tempat yang nyaman dan menyenangkan," ujarnya.
Baca juga:
- Komisi II DPR: Pendaftaran Capres-Cawapres Disepakati pada 19-25 Oktober
- Tenaga Ahli Kominfo yang Ditangkap Kejagung Usai Bersaksi di Pengadilan Tipikor Jadi Tersangka
- Pendaftaran Paslon Diusulkan Maju, Koalisi Prabowo Siap Meski Belum Tentukan Cawapres
- Polisi Pulangkan 153 WN China Tersangka Love Scamming di Batam
Sebelumnya, seorang siswi SD berinisial SAH, 7, diduga mengalami kekerasan oleh kakak kelasnya pada 7 Agustus 2023. Saat itu, siswi tersebut sedang mengikuti kegiatan lomba Agustusan di halaman sekolah, dan tiba-tiba ditarik pelaku ke sebuah gang.
Berdasarkan pengakuan siswi kepada keluarganya, di gang yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah itu, korban dipalak uang jajan oleh kakak kelasnya. Korban yang menolak itu, lalu dicolok mata kanannya dengan tusuk pentol hingga terluka.
Berdasarkan pengakuan siswi usai diperiksa Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polres Gresik, korban SAH mengaku memang sangat sering dipalak kakak kelasnya. Bahkan, menurutnya, pemalakan itu terjadi sejak dirinya duduk di bangku kelas 1 SD.