Tiga Orang Tewas Akibat Serangan Drone Turki, Militer Irak: Pelanggaran dan Ancaman Terhadap Perdamaian
JAKARTA - Otoritas Irak mengatakan, serangan pesawat tak berawak Turki di wilayah utara negara itu, menewaskan tiga anggota pasukan anti-terorisme dan melukai tiga lainnya pada Hari Senin.
Pesawat tak berawak itu melintasi perbatasan dari Turki pada sore hari dan menghantam bandara militer kecil Arbid di Provinsi Sulaymaniyah, kata juru bicara militer Irak Yahya Rasool pada Hari Selasa.
Militer mengutuk serangan itu sebagai "pelanggaran terhadap kedaulatan Irak, keamanan dan keselamatan wilayahnya”.
"Ini merupakan pelanggaran dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan serta dunia, pelanggaran terhadap hukum internasional dan pelanggaran terhadap prinsip dan tujuan Piagam PBB," ujar militer seperti melansir The National News 19 September.
Sementara itu, misi PBB untuk Irak juga mengutuk serangan tersebut, menyerukan penghentian pelanggaran kedaulatan semacam itu.
"Serangan berulang kali yang melanggar kedaulatan Irak harus dihentikan," sebut misi PBB.
"Masalah keamanan harus diatasi melalui dialog dan diplomasi, bukan penyerangan," lanjut misi tersebut.
Terpisah, seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Reuters, informasi awal menunjukkan bahwa serangan itu ditujukan terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok pembangkang.
Baca juga:
- Nilai Rusia Sama dengan Barat, Presiden Erdogan: Saya Tidak Punya Alasan Tidak Mempercayai Mereka
- Sangkal Tudingan AS Soal Pengiriman Senjata ke Rusia, Presiden Iran Raisi: Kami Menentang Perang di Ukraina
- Presiden Xi Jinping Sebut China dan AS Memikul Tanggung Jawab Perdamaian, Stabilitas dan Pembangunan Dunia
- Sebut HAM di Rusia Memburuk Sejak Invasi ke Ukraina, Pakar PBB: Pengkritik Perang yang Ditahan Berisiko Tewas
Turki diketahui kerap melancarkan serangan udara terhadap militan PKK di Irak utara. Kelompok tersebut mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984.
"Irak mempunyai hak untuk mengakhiri pelanggaran ini," kata Rasool.
Dua perwira intelijen militer Irak mengatakan, Baghdad akan mengirim tim keamanan gabungan ke Sulaimaniyah untuk menyelidiki serangan tersebut.