VW Hadapi Tantangan Permintaan EV di Eropa, Berdampak pada Pabrik Utama Zwickau

JAKARTA - Volkswagen Group, produsen kendaraan nomor dua terbesar di dunia kini tengah menghadapi sejumlah masalah terkait permintaan kendaraan listrik di pasar Eropa. Dampak dari situasi ini mulai terasa di pabrik utamanya di Zwickau, Jerman.

Berbagai kendala ini muncul akibat penurunan permintaan yang diikuti dengan pengurangan subsidi, meningkatnya inflasi, dan persaingan sengit dari beberapa pesaing, seperti Tesla dan produsen mobil listrik asal China. Semua faktor ini berpotensi mengakibatkan pengurangan produksi dan dampaknya terhadap lapangan kerja.

Pabrik Zwickau yang dimiliki oleh VW merupakan salah satu fasilitas terbesar di Eropa. Perusahaan telah mengubah pabrik ini dari awalnya hanya merakit mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) menjadi pabrik yang sepenuhnya fokus pada mobil listrik.

Ada sekitar 2,700 pekerja kontrak di fasilitas Zwickau dekat perbatasan Ceko untuk memenuhi perkiraan lonjakan permintaan kendaraan listrik. Namun pesanan dari klien korporat – yang menyumbang sekitar 70% dari ID yang dibuat di pabrik ini telah anjlok sejak subsidi federal untuk kendaraan listrik berakhir bulan ini.

Volkswagen sebelumnya berencana untuk mempertahankan lapangan kerja yang ada selama era mobil ICE dengan meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik menjadi 330.000 unit. Hal ini karena produksi mobil listrik dianggap lebih efisien, namun memerlukan volume yang lebih besar untuk menjaga lapangan kerja.

Transformasi ini awalnya berjalan dengan sukses, dengan enam model berbasis MEB diproduksi di pabrik tersebut, termasuk VW ID.3, Audi Q4 e-tron, Cupra Born, dan lainnya. Produksi bahkan mencapai rekor dengan 7.100 unit per lima hari kerja pada November 2022, meningkat menjadi 7.300 kendaraan dalam periode yang sama pada Maret 2023. Namun, rencana tersebut tidak sesuai dengan kondisi pasar yang terjadi saat ini.

Menurut laporan Reuters pada 14 September, kondisi pasar mulai memburuk. Hal ini dibenarkan oleh juru bicara perusahaan, yang mengumumkan bahwa beberapa karyawan dengan kontrak terbatas tidak akan mendapatkan pekerjaan tetap.

"Walaupun Volkswagen tetap 100% yakin terhadap transisi ke mobilitas listrik, namun mengingat kondisi pasar saat ini, kami tidak dapat memperpanjang 269 kontrak yang akan segera berakhir setelah 12 bulan," ujar juru bicara Volkswagen Group.

Sementara, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut nasib sekitar 2.000 staf kontrak tambahan juga masih belum pasti, karena keputusan akhir belum dibuat.

Masalah permintaan bukanlah hal baru bagi Volkswagen. Sebelumnya, perusahaan ini juga telah menunda peluncuran shift ketiga di pabrik Emden, Jerman, yang merupakan tempat produksi model ID.4 kedua di negara industri tersebut. Situasi ini juga berpotensi memengaruhi peluncuran model ID.7 sedan.