Cerita Saksi saat Detik-detik Kebakaran di Museum Nasional: Sekuriti Malah Tanya di Mana Kebakaran dan Air Selang Sempat Keluar Kecil
JAKARTA - Kebakaran hebat yang menghanguskan sebanyak 6 ruangan tempat koleksi benda bersejarah di Gedung A, Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, masih menjadi teka-teki.
Dari data yang dihimpun VOI, kebakaran di gedung Blok A, ruang pamer koleksi Museum Nasional Indonesia dilaporkan terjadi pukul 20.00 WIB pada Sabtu malam, 16 September.
Berdasarkan keterangan salah satu saksi mata kejadian, Muhamad Safri, pedagang kopi keliling yang biasa mangkal di sekitar Museum Nasional Indonesia, dirinya mengetahui ada kebakaran sekitar pukul 19.50 WIB.
"Saya melihat ada kepulan asap hitam tinggi banget. Lari saya kesini (Museum Nasional). Saya lari nyamperin jalan kaki ke titik api, disini saya bantu - bantuin. Masih sedikit orangnya. Sudah terbakar, apinya besar sekali. Saya bantu-bantuin disini, sekitar jam 8 kurang 10 menit," kata Safri kepada VOI, Minggu, 17 September.
Ketika Safri sampai di Museum Nasional tempat terjadinya kebakaran, Safri berniat menolong (membantu siram air).
"Saya lari ke sini niat nolong. Saya datang ke sini masih sepi. Saya datang jam 8 kurang 10 menit (pukul 19.50 WIB). Tapi api sudah besar dan asap menghitam. Pemadam belum datang," katanya.
Sementara, lanjut Safri, pihak sekuriti Museum juga mengaku kaget. Safri menjelaskan, sekuriti museum yang bertugas justru seperti tidak tahu bahwa ada kebakaran.
"Sekuriti kaget juga, sekuriti nanya di mana (kebakaran). Sekitar setengah jam saya di lokasi kebakaran bantuin nyiram pakai selang, saya bantuin menyemprot. Airnya kecil, tapi gedung sudah terbakar besar," kenangnya.
Kemudian sebanyak 14 mobil pemadam dikerahkan ke lokasi kebakaran sekitar pukul 20.09 WIB. Kobaran api pun berhasil dilokalisir oleh petugas pemadam sekitar pukul 20.40 WIB.
Setelah sudah banyak petugas pemadam yang tiba di lokasi kebakaran, Safri pun kemudian bersiap meninggalkan lokasi kebakaran.
"Jam 9 malam (pukul 21.00 WIB) lewat, saya pulang, api sudah kecil (berangsur padam)," ucapnya.
Selanjutnya pukul 21.47 WIB petugas Gulkarmar melakukan proses pendinginan api. Petugas pemadam baru menyelesaikan operasi pemadaman api pada Minggu, 17 September, dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.
Dalam laporan kejadian kebakaran, petugas pemadam kebakaran menduga penyebab kebakaran akibat adanya korsleting listrik dari belakang luar pameran museum.
Api diduga dari area bedeng tempat istirahat pekerja bangunan yang tengah melakukan perbaikan (renovasi) gedung C.
Peristiwa kebakaran berawal diketahui oleh sekuriti Museum yang sedang melaksanakan apel. Menurut data milik Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat berdasarkan keterangan saksi, sekitar pukul 19.58 WIB sempat terjadi ledakan yang cukup besar dari arah bedeng proyek yang sedang mengerjakan renovasi di Museum Nasional.
Namun dari pengakuan Safri, saat dirinya mengetahui ada kebakaran pada jam yang sama, yakni sekitar pukul 19.50 WIB, dirinya tidak mendengar suara ledakan dari lokasi kebakaran. Namun dia hanya mendengar hembusan suara api yang melesat ke udara.
"Hanya ada suara semburan asap ke atas. Tidak tahu (tidak dengar ledakan). Hanya api bulat keatas (membumbung ke udara) saja," ujarnya.
Kemudian alarm gedung Museum tersebut berbunyi. Petugas sekuriti kemudian mengecek, ternyata api sudah membesar. Sementara luas area yang terbakar berukuran 20 x 20 meter.
Baca juga:
Sementara dari keterangan Polres Metro Jakarta Pusat, aparat kepolisian mendapat laporan kebakaran sejak pukul 19.45 WIB. Dari hasil olah TKP, polisi juga tidak menemukan adanya unsur pengerjaan apapun dari para pekerja di Sabtu malam itu.
"Kami mendapat laporan jam 8 kurang, sekitar pukul 19.45 sampai dengan pukul 20.00 wib. Di jam itu tidak ada pengerjaan apapun di dalam. Pekerja ada di bagian luar," tegas Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin.
Kendati demikian, polisi mengumpulkan sebanyak 14 saksi mata kejadian terkait kebakaran. Pemeriksaan sejumlah saksi untuk mencocokkan keterangan terkait kejadian kebakaran yang terjadi.
"Kami juga buat posko terpadu di Museum Nasional," ujarnya.