Diplomatnya Diusir Moskow Setelah Dituduh Melakukan Aktivitas Ilegal, AS: Rusia Memilih Konfrontasi dan Eskalasi

JAKARTA - Rusia mengusir dua diplomat Amerika Serikat yang dituduh melakukan aktivitas ilegal melibatkan seorang warga negaranya, langkah yang dinilai oleh Washington tidak berdasar dan akan memberikan respons yang setara.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah memanggil Duta Besar AS Lynne Tracy dan mengatakan kepadanya, Sekretaris Pertama Kedutaan Jeffrey Sillin dan Sekretaris Kedua David Bernstein harus meninggalkan Rusia dalam waktu tujuh hari.

"Orang-orang yang disebutkan namanya melakukan aktivitas ilegal, mempertahankan kontak dengan warga negara Rusia R. Shonov yang dituduh melakukan kerja sama rahasia dengan negara asing," menurut pernyataan Rusia, melansir Reuters 15 September.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Shonov dibayar untuk menyelesaikan tugas yang bertujuan merusak keamanan nasional Rusia.

"Juga ditekankan (kepada Tracy) bahwa aktivitas ilegal misi diplomatik AS, termasuk campur tangan dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah, tidak dapat diterima dan akan ditindas dengan tegas," katanya.

"Pihak Rusia mengharapkan Washington mengambil kesimpulan yang benar dan menahan diri dari langkah-langkah konfrontatif," tandas kementerian.

Menanggapi itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pengusiran kedua diplomatnya tidak beralasan, memperingatkan bahwa Washington akan merespons dengan tepat.

"Pengusiran personel diplomatik kami tanpa alasan ini sama sekali tidak berdasar, seperti yang terjadi pada mantan kontraktor kedutaan kami di Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.

"Sekali lagi, Rusia memilih konfrontasi dan eskalasi dibandingkan keterlibatan diplomatik yang konstruktif. Rusia terus melecehkan pegawai kedutaan kami, sama seperti mereka terus mengintimidasi warga negaranya sendiri," lanjutnya.

"Kami menyesalkan Rusia telah mengambil jalan ini dan Anda tentu bisa berharap, bahwa kami akan melakukan hal yang sama. merespons tindakan mereka dengan tepat," tandas Miller.

Diketahui, Robert Shonov bekerja di Konsulat Jenderal AS di Kota Vladivostok, Rusia timur, selama lebih dari 25 tahun hingga Rusia pada tahun 2021 memerintahkan pemecatan staf lokal misi Negeri Paman Sam.

Dinas keamanan FSB Rusia menerbitkan sebuah video pada Bulan Agustus, menunjukkan pengakuan Shonov, di mana ia mengatakan Sillin dan Bernstein telah memintanya untuk mengumpulkan informasi tentang upaya perang Rusia di Ukraina, aneksasi "wilayah baru", mobilisasi militernya dan pemilihan presiden tahun 2024.

Dalam video tersebut, Shonov mengatakan dirinya diminta untuk mengumpulkan informasi "negatif" mengenai topik-topik tersebut, untuk mencari tanda-tanda protes populer dan untuk mencerminkan hal ini dalam laporannya.

Washington menuduh Moskow berusaha mengintimidasi dan melecehkan pegawai AS, setelah media Pemerintah Rusia melaporkan tuduhan terhadap Shonov, mengatakan FSB berencana untuk menanyai pegawai kedutaan yang telah berhubungan dengannya.

Ketika dia ditangkap pada Bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kasus tersebut menyoroti "penggunaan undang-undang yang semakin represif" oleh Rusia terhadap warga negaranya sendiri. Dikatakan, tuduhan terhadap Shonov "sepenuhnya tidak berdasar".

Diketahui, hubungan antara Moskow dan Washington telah jatuh ke titik terburuk selama lebih dari 60 tahun karena perang di Ukraina. AS menyediakan persenjataan canggih ke Kyiv, serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai tanggapan atas invasi Ukraina pada Februari 2022.