Wamen BUMN Temui Heru Budi, Minta Dorong Warga DKI Pakai Pertamax Green Pengganti Pertalite
JAKARTA - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menemui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Tiko, sapaa akrab Kartika, meminta Heru Budi mengupayakan penerapan energi hijau di Ibu Kota.
Salah satunya, Tiko berharap Heru bisa mendorong warga Jakarta untuk mendukung peralihan BBM yang semula menggunakan pertalite menjadi pertamax green.
"Pengguna kendaraan bermotor dari masyarakat kelas atas agar bergeser menggunakan Pertamax Green, karena menurunkan emisi secara signifikan, yaitu sebesar 30 persen," kata Tiko di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 12 September.
Tiko dan Heru juga membahas soal pengonversian diesel untuk diubah menjadi listrik agar lebih ramah lingkungan. Hal tersebut dilakukan dengan melihat kondisi masih banyak penggunaan diesel di berbagai industri.
"Mengenai energi hijau, di Jakarta ini kan tantangannya polusi. Kita lagi cari solusi-solusi, bagaimana menggunakan energi hijau lebih luas dan untuk mendorong supaya penggunaan diesel dikonversi menggunakan listrik," tuturnya.
Baca juga:
Saat ini, pemerintah sedang melakukan pemetaan wilayah agar ke depan masyarakat Jakarta dapat menggunakan pipa gas sebagai energi alternatif.
Sependapat, Heru Budi memandang upaya tersebut memang perlu dilakukan untuk memberikan energi alternatif yang bisa digunakan masyarakat.
"Nanti kita panggil asosiasi, segala macam. Diskusi terkait pengembangan jaringan gas supaya masyarakat punya alternatif energi," ungkap Heru.
Sebagai informasi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut akan menghapus pertalite dan menggantinya dengan pertamax green 92 mulai tahun depan.
"BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) octane number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 30 Agustus lalu.
Pertamax Green 92 merupakan campuran dari BBM jenis Pertalite dengan nilai oktan 90 dengan 7 persen etanol serta Pertamax Green 95 yang merupakan campuran Pertamax dengan 8 persen etanol.
Walau diklaim lebih irit, wacana penghapusan pertalite dengan pertamax green 92 menuai kontroversi. Apalagi, Pertalite merupakan jenis BBM yang banyak diminati utamanya oleh kelas menengah ke bawah.