Produsen Sany Perluas Pabrik Alat Berat di Karawang, Diharapkan Mampu Serap 2.000 Tenaga Kerja

JAKARTA - Melihat potensi pasar Indonesia yang besar, Sany, produsen alat berat asal China akan kembali memulai pembangunan pusat produksi tahap kedua di Karawang, Jawa Barat, pada tahun ini.

Sany sendiri merupakan produsen yang memproduksi berbagai jenis alat berat seperti eskavator, molen, dan lainnya.

"Pembangunan tahap kedua ini sudah dimulai konstruksinya. Jadi, target selesai dibangun pada Desember 2024," kata Presiden Direktur Sany Heavy Machinery Co., Ltd Chen Jiayuan dalam konferensi pers di Karawang, Jawa Barat, Selasa, 12 September.

Chen menambahkan, pihaknya telah berinvestasi mencapai 150 juta dolar AS untuk pembangunan di tahap kedua ini.

Dia juga menyebut, nantinya ada sekitar 7.000 unit alat berat yang akan diproduksi, terdiri dari 5.000 unit ekskavator dan 2.000 unit truk.

"Untuk tenaga kerja yang akan diserap sebanyak 2.000 karyawan dan jumlah aset secara total untuk dua tahap factory (pabrik) ini adalah senilai 5 miliar dolar AS.

Menurut dia, pembangunan pabrik tahap kedua ini sudah berjalan dengan menggunakan intelligence factory, sehingga sesuai dengan standar industri yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Tentunya untuk pabrik yang dibangun adalah juga intelligence factory, smart factory, juga light house factory, serta Industri 4.0. Dengan demikian, kualitas yang lebih terjamin juga untuk ketepatan dan kecepatan di dalam produksi," ujar Chen.

Apabila pembangunan pabrik tersebut sudah selesai dan Sany mulai memproduksi, Chen mengakui pihaknya akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang ada di Indonesia.

"Jadi, selain manufacturing ada juga nanti bagian tahap dan pengembangan, yaitu R&D, juga untuk menyesuaikan kondisi pasar di Indonesia, apa yang dibutuhkan oleh market, itulah yang akan diproduksi," tuturnya.

Dia tak menampik bahwa sejumlah pulau di Indonesia sudah banyak yang memakai produk-produk asal perusahaan Sany tersebut.

"Untuk unit-unit kami sudah terkirim ke berbagai pulau di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan dan unit-unit Sany sudah ada di banyak negara ini. Untuk market share, Indonesia sudah melebihi Amerika Serikat dan Eropa," pungkasnya.

Pada kesempatan sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri alat berat saat ini merupakan salah satu sektor industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi, yang mana produk industri ini digunakan untuk sektor pertambangan, infrastruktur, serta perkebunan.

Agus menambahkan, kebutuhan akan alat berat diprediksi akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar 20.000 unit per tahun.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus menarik investasi, khususnya pada industri alat berat melalui kemudahan berinvestasi antara lain melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

"Dengan adanya perluasan PT Sany Indonesia Machinary yang merupakan salah satu industri utama alat berat tersebut, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, menciptakan rantai pasok dan lapangan kerja, serta mendukung hilirisasi di sektor pertambangan sesuai dengan program Presiden Jokowi," ungkapnya.