Perusahaan Filter Kendaraan Bermotor ini, AEGS Resmi Melantai di Bursa
JAKARTA - PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) secara resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melalui IPO, Perusahaan bidang industri filter kendaraan bermotor ini menargetkan laba bersih perseroan bisa meningkat 66 persen year on year (yoy) menjadi Rp1,37 miliar pada tahun buku 2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp825,88 juta pada tahun buku 2022.
Direktur Utama AEGS Oey Johan Sinatra Sumawi memproyeksi, penjualan perseroan tumbuh 19,48 persen (yoy) mencapai Rp33 miliar pada tahun buku 2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp27,65 miliar pada tahun buku 2022.
Johan memproyeksikan, laba bersih perseroan bisa melesat 122,63 persen (yoy) mencapai Rp3,05 miliar pada tahun buku 2024 mendatang, dibandingkan proyeksi laba bersih senilai Rp1,37 miliar pada tahun buku 2023.
Ia menyebut, proyeksi laba bersih pada tahun depan akan ditopang perolehan penjualan yang diperkirakan tumbuh 51,52 persen (yoy) mencapai senilai Rp50 miliar.
“Pada tahun ini, EBITDA kami bisa mencapai Rp4,44 miliar, sedangkan untuk tahun buku 2024 diproyeksikan Rp7,13 miliar,” ujar Johan mengutip Antara.
Pihaknya optimistis proyeksi kinerja tersebut bisa terealisasi sesuai guidance, dikarenakan saat ini perseroan memiliki keunggulan kompetitif terkait penguasaan pasar online.
Baca juga:
“Kami menyadari para pelanggan mulai beralih dari pembelian offline store ke online store. Melalui jalur distribusi ini, kami dapat menjangkau pangsa pasar online store, sehingga tidak kehilangan pelanggan yang mulai beralih ke online store,” ujar Johan.
Dalam IPO, AEGS menawarkan sebanyak 400 juta saham baru dengan harga penawaran umum senilai Rp100 per saham, sehingga berhasil mendapatkan dana segar senilai Rp40 miliar.
Terkait penggunaan dana hasil IPO, Johan mengungkapkan, senilai Rp10,31 miliar setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pembelian lahan beserta bangunan pabrik, kantor dan gudang yang berada di atasnya.
Kemudian, senilai Rp1,27 miliar untuk pembangunan gedung baru di atas lahan yang telah dibeli tersebut, sebesar Rp3,66 miliar untuk belanja modal pabrik penunjang operasional, dan sisanya untuk modal kerja perseroan.