TikTok Bakal Beri Peringatan saat Pengguna Bagikan Konten yang Belum Terverifikasi

JAKARTA - Sejak awal diluncurkan, TikTok ingin mewujudkan komunitas kreator yang penuh kreativitas dan menghibur. Maka dari itu, aplikasi asal Tiongkok ini senantiasa berupaya untuk menjaga komunitas dari keberadaan konten yang berisi informasi palsu dan menyesatkan.

Dalam upaya memerangi informasi palsu, TikTok sudah bekerja sama dengan berbagai platform pemeriksa fakta. Contohnya seperti PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify. Platform tersebut bertugas menjaga akurasi dari informasi yang tersedia pada setiap konten.

Saat platform pemeriksa fakta berhasil mengidentifikasi konten berisi informasi palsu dan menyesatkan, maka video akan langsung dihapus dari sistem. Hanya saja, platform tersebut masih memiliki kelemahan. Terutama untuk konten streaming di mana informasi yang dibagikan bisa berlangsung dengan cepat dan masif.

Merasa platform tersebut masih belum optimal, TikTok pun menambahkan fitur baru. Kini, TikTok bakal menampilkan peringatan pada video dengan informasi yang masih belum dipertanyakan akurasi serta kebenarannya.

“Hari ini, kami mengambil satu langkah maju untuk memberitahu penonton ketika kami mengidentifikasi adanya video dengan informasi tidak berdasar dengan membatasinya untuk tidak dibagikan,” tulis Product Manager Trust & Safety TikTok, Gina Hernandez, lewat rilis pada Newsroom TikTok, Rabu, 3 Februari.

Selain itu, TikTok juga akan menampilkan pemberitahuan pada pengguna yang ingin membagikan video tersebut. Pemberitahuan tersebut berbunyi, “Peringatan: Video diidentifikasi sebagai konten yang belum diverifikasi”.

Jika peringatan tersebut muncul, artinya platform pemeriksa sudah mengidentifikasi konten tersebut tapi belum bisa memverifikasi fakta yang disampaikan.

Tak cuma penonton, kreator video juga bakal mendapat peringatan serupa dari TikTok. Pada halaman kreator, akan muncul peringatan berbunyi “Label Peringatan Ditambahkan ke Video Anda”. Memang video masih bis aditonton lewat beranda pengguna. Tapi, untuk penyebaran, sudah dibatasi agar informasi tetap terjaga di satu tempat saja.

 Sayangnya, pada rilis tersebut TikTok tidak menjelaskan lebih rinci terkait berapa video yang dicek dalam sehari. Selain itu, tidak disampaikan juga video seperti apa yang dicek oleh perusahaan.

Tapi, sumber yang dihubungi The Verge menyampaikan bahwa pemeriksa fakta seringkali fokus pada topik tertentu. Contohnya seperti pemilu, vaksin, dan perubahan iklim.