Rencana Akuisisi Bandara Komodo Mandek, Ini Penjelasan Bos Angkasa Pura I

JAKARTA - PT Angkasa Pura I berencana melakukan akuisisi Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Proses ini berlangsung sudah sejak tahun lalu, namun tidak ada kemajuan alias mandek. Pasalnya, hingga kini belum ada keputusan dari Kementerian Perhubungan.

Dirut AP I Faik Fahmi mengatakan pihaknya sudah sudah berkirim surat kepada Kementerian Perhubungan mengenai minat untuk mengelola bandara tersebut.

Kata Faik, hingga saat ini rencana akuisisi tersebut masih dalam pembahasan di internal Kementerian Perhubungan. Namun, Faik mengaku tidak mengetahui tindak lanjut dari permohonan yang dikirimkan sebelumnya.

“Akuisis Bandara Komodo kita sudah ajukan surat pinangan untuk bisa mengoperasikan. Saya enggak tahu proses di sana (Kementerian Perhubungan) seperti apa,” katanya dalam acara media gathering, di Jakarta, ditulis Kamis, 31 Agustus.

Meski mandek di Kementerian Perhubungan, Faik mengaku pihaknya sudah menjajaki kerja sama sejumlah investor.

“Kami sudah jajaki strategic partner. Kami masih menunggu karena ada proses di internal Kementerian Perhubungan,” ucapnya.

AP I Bidik 20 Mintra Strategis

Sebelumnya, Faik mengatakan sudah menyerahkan surat minat pengelolaan bandara ke Kementerian Perhubungan. Artinya, pengelolaan masih menunggu persetujuan dari regulator, pasca hengkangnya PT Cinta Abadi Flores (CAF).

“Karena mereka enggak jalan, jadi kita yang ambil alih, tapi ketika kita ambil alih kita akan menggandeng strategic partner,” ujar Faik dikutip Selasa, 8 November 2022.

Faik mengutarakan, pihaknya ingin membidik mitra strategis yang mampu menggenjot jumlah penumpang ke Labuan Bajo, sehingga tak hanya bergantung pada kemampuan finansial mitra tersebut.

“Jadi target nanti, beautifikasi dan peningkatan kapasitas bandara di Labuan Bajo itu tidak hanya didukung oleh strategic partner yang memiliki kemampuan finansial, tetapi strategic partner yang bisa mendorong traffic juga. Kalau bisa saya bisa mendatangkan 10, kalau ada strategic partner, tapi diharapkan bisa sampai 20, itu salah satu rencana kita,” tuturnya.

Menurut Faik, Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super prioritas, sehingga peningkatan kunjungan hingga layanan bandara tersebut perlu ditingkatkan.

“Kenapa ini menjadi penting karena Labuan Bajo menjadi destinasi super prioritas, dipastikan juga kalau bandaranya bisa mensuport peningkatan jumlah pariwisata yang di Labuan Bajo,” katanya.