JAKARTA - PT Angkasa Pura (AP) I tengah membidik Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur untuk dikelola. Bahkan, AP I telah menyampaikan minat tersebut ke Kementerian Perhubungan.
Namun, AP I membutuhkan mitra strategis dalam pengembangan bandara tersebut ke depannya.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengaku sudah menyerahkan surat minat pengelolaan bandara itu ke Kementerian Perhubungan. Artinya, pengelolaan masih menunggu persetujuan dari regulator, pasca hengkangnya PT Cinta Abadi Flores (CAF).
"Karena mereka enggak jalan, jadi kita yang ambil alih, tapi ketika kita ambil alih kita akan menggandeng strategic partner," ujar Faik dikutip Selasa, 8 November.
Faik mengutarakan, pihaknya ingin membidik mitra strategis yang mampu menggenjot jumlah penumpang ke Labuan Bajo, sehingga tak hanya bergantung pada kemampuan finansial mitra tersebut.
"Jadi target nanti, beautifikasi dan peningkatan kapasitas bandara di Labuan Bajo itu tidak hanya didukung oleh strategic partner yang memiliki kemampuan financial, tetapi strategic partner yang bisa mendorong traffic juga. Kalau bisa saya bisa mendatangkan 10, kalau ada strategic parther, tapi diharapkan bisa sampai 20, itu salah satu rencana kita," tuturnya.
Menurut Faik, Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super prioritas, sehingga peningkatan kunjungan hingga layanan bandara tersebut perlu ditingkatkan.
"Kenapa ini menjadi penting karena Labuan Bajo menjadi destinasi super prioritas, dipastikan juga kalau bandaranya bisa mensuport peningkatan jumlah pariwisata yang di Labuan Bajo," katanya.
Kendati demikian, Faik masih belum berbicara banyak soal siapa yang nantinya akan menjadi mitra strategis AP I.
BACA JUGA:
Dia mengaku saat ini tahapannya masih dalam posisi penjajakan. Meski begitu, perusahaan internasional dikabarkan menjadi salah satu targetnya.
"Konsepnya kita memang menggandeng strategic partner, tetapi strategi partner-nya siapa kita masih dalam tahap penjajakan, belum final. Termasuk dengan Astra Infrastruktur kita sudah diskusi, tetapi juga ada opsi lain, internasional ya, dari strategi partner internasional. Jadi belum final," tutur Faik.
Karena itu, Faik belum bisa menargetkan kapan penjajakan dan pengoperasian Bandara Komodo di bawah AP I bisa dijalankan. Mengacu rencana bisnisnya, ditargetkan bisa selesai pada 2023 mendatang.
"Sesegera mungkin," pungkasnya.