JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia diyakini mampu melalui badai resesi yang diperkirakan bakal terjadi pada 2023 yang dipicu oleh perlambatan ekonomi negara maju.
Menurut dia, proyeksi tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi. Pertama, jumlah penduduk yang besar memungkinkan produksi dalam negeri dikonsumsi langsung oleh masyarakat tanpa menggantungkan diri pada perdagangan mancanegara.
“Kita melihat pembentukan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang sebesar 50,3 persen itu ditopang oleh konsumsi domestik,” ujar dia saat berjumpa wartawan melalui saluran virtual pada Senin, 7 November.
Kedua, sisi perniagaan antarnegara tidak terlalu signifikan dalam struktur ekonomi Indonesia.
“Ketergantungan kita dengan ekspor itu hanya sebesar 26 persen. Tentu jika terjadi gejolak di pasar global ini relatif bisa teredam oleh konsumsi,” imbuhnya.
Tiga, capaian makro ekonomi di penutupan kuartal III 2022 menorehkan hasil yang menggembirakan sehingga bisa menjadi modal berharga dalam menghadapi ketidakpastian yang berlanjut.
“Dari faktor inflasi, kita bisa menjaga dengan baik. Malahan, data terakhir (Oktober) terjadi deflasi. Sehingga, kondisi yang dicapai saat ini bisa lebih berkualitas karena angka pertumbuhan di atas angka inflasi,” tegasnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melansir laporan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2022 adalah sebesar 5,72 persen secara tahunan atau year on year/yoy.
Torehan itu lebih apik ketimbang angka inflasi yang mulai landai menjadi 5,71 persen yoy di Oktober 2022. VOI mencatat, level inflasi sempat ‘mengganas’ dan mencapai puncaknya tahun ini sebesar 5,95 persen pada September 2022 dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Empat, bukuan realisasi investasi yang masih meningkat. Hal ini berguna untuk menopang kondisi makro RI di tengah tren capital outflow beberapa waktu belakangan.
“Kemudian kita melihat reformasi struktural dari pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja dapat terus menjaga harapan dan menjadi langkah kita untuk menghindari resesi global 2023,” tutup Menko Airlangga.