Tuntas Selama 72 Hari, WIKA Serah Terima Proyek JCC ke Kementerian PUPR
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaksanakan serah terima pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dengan Kementerian PUPR atas proyek Rehabilitasi Jakarta Convention Center (JCC) yang terletak di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta.
Serah terima itu dilakukan Senior Vice President Building and Overseas Division WIKA Muchamad Yusuf kepada Pejabat Penandatangan Kontrak PPK Bina Penataan Bangunan I Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah Jakarta Metropolitan Kementerian PUPR Grace Christiani.
Proyek yang dibangun dengan nilai sebesar Rp115,9 miliar sebagai tempat perhelatan KTT ASEAN Plus 2023 pada September mendatang direnovasi dengan menampilkan wajah barunya yang kental akan kekayaan budaya Indonesia. Serah terima ini sekaligus menunjukkan keberhasilan WIKA dalam menggarap proyek tersebut hanya dalam kurun waktu 72 hari.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (BW) mengatakan, meski proyek tersebut dilakukan hanya dalam waktu 72 hari, tetapi WIKA tetap memperhatikan faktor kualitas dalam pengerjaan.
"Setelah ini, WIKA akan fokus pada pemeliharaan yang dilaksanakan sekaligus untuk menjamin kualitas dan keamanan gedung," kata dia dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa, 29 Agustus.
Selain menyelesaikan proyek rehabilitasi JCC, WIKA juga telah merampungkan pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Jembatan tersebut bahkan sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Jumat, 25 Agustus lalu.
Peresmian tersebut dilaksanakan bersamaan dengan peresmian proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Medan-Binjai-Deli-Serdang.
Baca juga:
Pada pembangunannya, WIKA dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk mengerjakan struktur jembatan yang terdiri atas Oprit, Jembatan Utama, dan Jembatan Pendekat yang membentang sepanjang 465 meter (m) dengan lebar 12,5 m yang memiliki dua lajur kendaraan.
Agung Budi mengatakan, pembangunan proyek ini juga turut mendukung kelestarian serta mengangkat warisan budaya Indonesia dalam setiap ornamennya.
"Hal tersebut tercermin pada bagian Jembatan Utama Aek Tano Ponggol yang dilengkapi dengan ornamen Pylon Dalihan Na Tolu, yakni aksesoris yang diadaptasi dari lambang filosofis kultur masyarakat Batak," ujarnya.