Mata Panah yang Terbuat dari Meteorit 3.000 Tahun Lalu Ditemukan di Swiss
JAKARTA - Sebuah mata panah yang diduga berasal dari Zaman Perunggu dan terbuat dari meteorit, ditemukan di Swiss menurut studi terbaru.
Berasal dari tahun 900 dan 800 SM, mata panah sepanjang 39 milimeter (1,5 inci) ditemukan di situs tumpukan di Mörigen, Danau Biel, Swiss selama penggalian pada abad ke-19, menurut penelitian yang dilakukan tim dari Natural History Museum of Bern.
Artefak berusia hampir 3.000 tahun itu dibuat dengan besi dari meteorit yang mendarat di Estonia, kata studi yang dipublikasikan di 'Journal of Archaeological Science ini'.
Ini menunjukkan besi meteorit telah diperdagangkan di Eropa pada 800 SM atau lebih awal, kata para peneliti, seraya menambahkan betapa tidak lazimnya menemukan besi meteorit digunakan pada awal sejarah.
"Bukti penggunaan awal besi meteorit sangat jarang terjadi," menurut rilis berita mengenai penemuan tersebut, seperti dilansir dari CNN 20 Agustus.
Pada saat itu, manusia belum mulai melebur besi dari bijih oksida, namun beberapa logam besi dapat ditemukan di medan tumbukan meteorit, menurut penelitian tersebut.
Meskipun benda-benda yang dibuat menggunakan besi meteorit telah ditemukan di Turki, Yunani, Suriah, Irak, Lebanon, Mesir, Iran, Rusia dan Tiongkok, artefak tersebut sebelumnya hanya ditemukan di dua situs di Eropa tengah dan barat, keduanya di Polandia.
Para ahli sebelumnya mengira besi yang digunakan pada mata panah tersebut berasal dari meteorit Twannberg, yang jatuh ke Bumi hanya beberapa kilometer dari tempat tinggal tumpukan tersebut.
Namun, analisis terhadap besi menunjukkan hal tersebut tidak terjadi, begitu pula dengan material dari meteorit yang jatuh di Polandia, menurut penelitian tersebut.
Hanya ada tiga meteorit yang diketahui memiliki komposisi kimia serupa di Eropa, namun para peneliti mengatakan kemungkinan besar sumbernya adalah di Kaalijarv, Estonia, karena meteorit tersebut menghantam sekitar 1500 SM dan "menghasilkan banyak pecahan kecil" menurut penelitian tersebut.
Beberapa dari pecahan ini nantinya akan berpindah ke barat daya ke Swiss melalui jalur perdagangan, kata penulis utama studi Beda Hofmann, kepala departemen ilmu bumi di Museum Sejarah Alam Bern kepada CNN.
Baca juga:
- Ungguli Cambridge, Oxford hingga Harvard, MIT Jadi Perguruan Tinggi Terbaik Dunia
- Jepang Operasionalkan Sistem Trem Baru: Ramah Lingkungan, Lansia dan Pengguna Kursi Roda
- Dilengkapi Kamera Thermal dan RGB serta Tahan Panas, Peneliti Swiss Ciptakan Drone untuk Membantu Pemadam Kebakaran
- Penambang Batu Bara Serbia Temukan Reruntuhan Kapal Romawi Berasal dari Abad ke-3 atau ke-4 Masehi
"Perdagangan melintasi Eropa selama Zaman Perunggu adalah fakta yang sudah mapan: Amber dari Baltik (diduga seperti mata panah), timah dari Cornwall, manik-manik kaca dari Mesir dan Mesopotamia," katanya melalui email.
"(Mungkin) hanya membutuhkan waktu sedikit lebih lama dibandingkan saat ini, dan massanya hanya beberapa ton, bukan jutaan (ton)," tambah Hofmann.
Meskipun kebanyakan orang di desa-desa yang tinggal di danau-danau Swiss pada Zaman Perunggu menghabiskan waktu mereka untuk bertani, berburu dan memancing, terdapat bukti – termasuk cetakan untuk membuat perunggu yang ditemukan di Mörigen – bahwa beberapa orang telah mengembangkan keterampilan khusus, katanya.