Berkas Perkara 2 Tersangka Korupsi Peremajaan Sawit Rakyat di Mendawai Sudah di PN Katingan Kalteng
KALTENG - Berkas perkara dua tersangka korupsi bantuan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan, hampir rampung.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Katingan Tandy Mualim mengatakan berkas tersebut sedang dilengkapi Pengadilan Negeri (PN) Katingan, bakal segera dilimpahkan ke PN Tipikor Kota Palangka Raya.
"Untuk langkah selanjutnya, nanti akan saya perintahkan jaksa penuntut umum untuk segera mempersiapkan surat dakwaannya, dan segera nanti dilimpahkan ke PN Tipikor yang ada di Kota Palangka Raya," katanya di Kasongan, Kalteng, Jumat 25 Agustus, disitat Antara.
Tandy mengatakan pelimpahan kasus ini akan usahakan secepatnya. Sebelum dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Tipikor Kota Palangka Raya, maka dua tersangka tersebut akan dilakukan penahanan selama 20 hari ke depan.
"Jadi kami mempunyai kewenangan selama 20 hari untuk penahanan. Mudah-mudahan sebelum 20 hari itu bisa dilimpahkan ke PN Tipikor Kota Palangka Raya," ucapnya.
Penyaluran bantuan program PSR pada tahun 2020 dan 2021 di Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan tersebut dana bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementrian Keuangan RI tahun 2020 dan tahun 2021 sebesar Rp27,57 miliar lebih untuk pelaksanaan PSR.
Baca juga:
Dana yang telah direalisasikan untuk kegiatan PSR sejumlah Rp10,76 miliar lebih. Dana yang belum direalisasikan dan sebelumnya telah dilakukan blokir sejumlah Rp16,80 miliar lebih pada Rekening BNI atas nama para anggota kelompok tani penerima dana Program PSR.
"Dana yang berhasil dilakukan penyelamatan oleh Penyidik sejumlah Rp504 juta lebih. Terdiri dari uang tunai sebesar Rp45 juta. Disita dari saksi Wijaya Arta selaku Ketua Kelompok Tani Maju Bersama) dan uang tunai sebesar Rp366 juta lebih. Disita dari CV. Ady Karya Abadi,"
ungkap Tandy Mualim.
Kemudian, uang tunai sebesar Rp30 juta yang disita dari saksi Suharyoso, dan uang tunai sebesar Rp63 juta lebih yang disita dari saksi Irwandi bendahara kelompok fani Langka Puri.
"Total Dana yang dilakukan penyitaan sejumlah Rp17,30 miliar lebih," pungkasnya.