PPKM Tak Sesuai Harapan, Pemprov DKI Pertimbangkan Opsi Lockdown di Akhir Pekan
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Pemprov DKI akan mempertimbangkan opsi penerapan lockdown atau kuncitara saat akhir pekan hari Sabtu dan Minggu.
Riza mengaku opsi ini berdasarkan usulan dari Anggota DPR RI karena kasus COVID-19 terus meningkat meski telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Usulan ini mengacu pada kebijakan pemerintah negara Turki.
"Itu usulan dari teman-teman di DPR RI. Tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian, analisa. Nanti Pak Gubernur juga memimpin rapat-rapat internal, apakah usulan lockdown weekend dari DPR RI dimungkinkan," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Februari.
Riza mengakui fakta banyak masyarakat banyak yang melakukan kegiatan di luar rumah saat akhir pekan. Interaksi ini berpotensi menimbulkan kerumunan dan menyebarkan virus corona.
"Karena perkantoran tutup, banyak warga Jakarta melakukan aktivitas di luar rumah. Tidak hanya ke pasar, ke mall, tempat rekreasi, termasuk berkunjung ke sanak saudara, termasuk luar kota," ungkap Riza.
"Untuk itu, memang kami selalu minta di masa-masa libur, Sabtu-Minggu, kami minta juga tetap berada di rumah," lanjut dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menganggap bahwa kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan masyarakat melalui PSBB dan PPKM belum berhasil maksimal. Terbukti, orang yang terpapar COVID-19 setiap hari semakin banyak. Bahkan, jumlahnya lebih dari 1 juta orang.
Karena itu, Daulay meminta pemerintah mencari alternatif kebijakan lain seperti menerapkan kebijakan lockdown akhir pekan.
"Lockdown akhir pekan itu dimaksudkan untuk mengurangi pergerakan masyarakat di ruang publik. Masyarakat yang tinggal di zona merah dan orange tidak boleh keluar rumah di akhir pekan. Mulai dari hari Jumat malam, sekitar pukul 20.00, sampai dengan Senin pagi pukul 05.00. Artinya, masyarakat tidak keluar selama 2 hari 3 malam," tutur dia.
Baca juga:
Jateng di Rumah Saja
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan Gerakan Jateng di Rumah Saja akan dilaksanakan pada akhir pekan ini sebagai upaya mengurangi angka kasus COVID-19.
"Hasil rapat dengan para Sekda dan alhamdulillah sebagian besar setuju, kira-kira kita siap di tanggal 6-7 Februari 2021 untuk melakukan gerakan di rumah saja secara bersama-sama," katanya di Semarang dikutip Antara, Selasa, 2 Februari.
Ganjar mengungkapkan saat ini dirinya sedang menyiapkan surat edaran untuk daerah-daerah terkait pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Dalam surat edaran juga disiapkan imbauan pada tempat-tempat keramaian untuk tutup pada 6-7 Februari 2021. Pada waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih sekaligus penyemprotan desinfektan.
"Hanya dua hari saja tempat-tempat keramaian pariwisata toko pasar kita istirahat dulu. Nah nanti pasar-pasar kesempatan kita semprot semuanya biar sekalian bersih, tempat pariwisata juga ditutup dulu," ujarnya.
Ganjar berharap pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja dapat memunculkan kesadaran pada masyarakat sebab pelaksanaannya tidak akan efektif tanpa partisipasi masyarakat.