Aminkan PPP, PAN Sebut KIB Bubar Sendiri
JAKARTA - PAN mengamini penyataan PPP yang menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) otomatis bubar setelah Golkar-PAN merapat ke Gerindra-PKB dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Namun, PAN memastikan komunikasi dengan PPP tetap terjalin meski kini beda koalisi pendukung calon presiden (capres).
"Ya, yang besarnya kan ke Pak Prabowo. Yang satu ke Pak Ganjar, yang dua kan ke Pak Prabowo. Jadi kalau secara komunikasi, dengan PPP kita tetap biasa-biasa saja komunikasi, tapi dalam hal koalisi memang berbeda," ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Agustus.
"Dan kalau mau dikatakan KIB bubar, ya dengan sendirinya bubar," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy atau Romy menegaskan KIB yang sudah dideklarasikan Partai Golkar, PAN dan PPP sejak 2022 silam otomatis bubar.
Baca juga:
- Bercanda Jadi Alasan Ketua RW 06 di Pluit Lakukan Pelecehan Verbal Bikin Korban Tolak Proses Restorative Justice
- PAN-Golkar Merapat ke Prabowo, PPP: Perbesar Peluang Pak Sandi Cawapres Mas Ganjar
- Tebalnya Dukungan ke Prabowo, Demokrat Nilai Game Changer-nya Putusan MK soal Gugatan Usia Cawapres
- 4 Parpol Dukung Prabowo, PPP: Tak Perlu Jadi Haters atau Lovers Membabi Buta
Hal ini lantaran Golkar-PAN memutuskan mendukung capres Prabowo Subianto. Deklarasi dukungan itu digelar di Museum Naskah Proklamasi Jakarta, kemarin.
"Dari awal saya sampaikan bahwa KIB auto bubar manakala partai-partai anggotanya semua sudah menyatakan dukungan resmi yang berbeda kepada Bacapres tertentu," tegas Romy, Minggu, 13 Agustus.
Menurutnya, sikap dan pilihan politik Golkar dan PAN itu secara tidak langsung sudah membuat KIB secara resmi bubar.
"Dengan adanya dukungan resmi PAN dan Partai Golkar ke Prabowo hari ini, otomatis hari ini pula lah 'peresmian' bubarnya KIB alias goodbye KIB," katanya.
Adapun PPP telah lebih dahulu mendeklarasikan dukungan capres kepada Ganjar Pranowo di Yogyakarta pada April 2022. PPP mengikuti jejak PDI Perjuangan (PDIP) dan Hanura terkait nama capres yang diusung.