DLH Pastikan Udara di Tangsel Masih Layak untuk Mahluk Hidup
TANGERANG - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan, Wahyunoto memastikan udara di wilayahnya masih sehat. Dia yakin karena sudah dilakukan pengukuran dengan mekanisme tersendiri.
“Alhamdulillah, data yang kemarin keadaannya (kualitas udara) sedang. Sangat layak untuk mahluk hidup, manusia hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain-lain. Jadi, ya kita sehari-hari kita rasakan,” kata Wahyunoto saat dikonfirmasi, Jumat, 11 Agustus.
Kendati demikian, DLH Tangsel menghimbau untuk mencegah terjadinya polusi udara. Dia meminta warganya untuk tidak membakar sampah. Terlebih kondisi saat ini tengah memasuki kemarau.
“Jadi kemarau ini orang lebih mudah bakar sampah, kemarin juga kita selalu pengawasan. Melakukan peringatan tegas kepada masayarakat yang membakar sampah,” ucapnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat untukmengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi menekan jumlah partikel buruk di udara.
"Masyarakat juga diimbau mengurangi kendaraan transportasi pribadi, yang mengeluarkan gas buang dan menambah banyak kandungan partikel buruk," ucapnya.
Baca juga:
- Kasus Penganiayaan dan Perampasan Motor di Sunter Diawali Rasa Cemburu Pelaku Terhadap Korban
- Dua WNA Kabur Tinggalkan Mobil Ertiga Usai Tabrak Ojol hingga Terkapar di Jalan
- Penumpang Transjakarta Mendadak Tewas di Halte Cempaka Mas
- Petugas Bina Marga Rapihkan Kabel Udara yang Sempat Menjerat Leher Pemotor di Palmerah
Wahyunoto sebelumnya mengatakan, untuk melakukan pengukuran kualitas udara tidak dapat diuji di satu titik.
“Alat yang mereka gunakan itu hanya mengukur ukuran partikel di udara yang disebut PM, itu particular meter. Jadi kalau alat mengukur partikular meter itu banyak dijual dimana-dimana, serta bisa digunakan oleh siapa pun,” kata Kepala DLH Tangsel, Wahyunoto saat dikonfirmasi, Jumat, 11 Agustus.
“Tangsel itu kan wilayahnya luas, lebih kurang 47 ribu Km persegi. 7 kecamatan, 54 kelurahan. Jangan diambil satu sampel udara dan diambilnya. Mungkin disitu lagi banyak debu berterbangan, atau ada asap warga bakar sampah, diambil kesimpulan. Ini perlu kita cermati,” sambungnya.