Soal Jadi Saksi Melawan Donald Trump, Mantan Wapres AS Mike Pence: Kami akan Penuhi Panggilan Hukum, Katakan Sebenarnya

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Mike Pence pada Hari Minggu menyatakan kesiapannya, untuk memberikan kesaksian dalam persidangan mantan bosnya, Donald Trump terkait Pemilihan Presiden 2020, siap mengatakan yang sebenarnya.

Ditanya dalam acara "Face the Nation" di CBS, apakah dia akan menjadi saksi melawan Trump jika kasus ini disidangkan, Pence mengatakan, ia "tidak memiliki rencana" untuk bersaksi tetapi tidak mengesampingkan hal itu.

"Namun, masyarakat dapat yakin bahwa kami akan mematuhi hukum. Kami akan memenuhi panggilan hukum, jika itu datang, dan kami akan mengatakan yang sebenarnya," kata Pence, yang mencalonkan diri sebagai calon presiden AS dari Partai Republik pada tahun 2024, dilansir dari Reuters 7 Agustus.

Sementara itu, pengacara Trump, John Lauro, mengatakan ia akan menyambut baik kesaksian Pence jika mantan wakil presiden tersebut memutuskan untuk melakukannya. Lauro berargumen dalam serangkaian wawancara TV pada Hari Minggu, tindakan apa pun yang diambil Trump setelah pemilihan 2020 adalah "permintaan aspiratif," yang dilindungi oleh kebebasan berbicara.

"Mike Pence akan menjadi salah satu saksi terbaik kami di persidangan," kata Lauro pada hari Minggu dalam sebuah wawancara di ABC "This Week."

"Saya tidak sabar menunggu sampai saya memiliki kesempatan untuk melakukan cross check terhadap Pence, karena apa yang akan dia lakukan adalah sepenuhnya menghilangkan keraguan bahwa Tuan Trump, Presiden Trump, sangat yakin bahwa ketidakberesan pemilu telah menyebabkan hasil yang tidak pantas," terang Lauro.

Pence menjadi tokoh sentral dalam dakwaan kriminal terbaru Trump pada 1 Agustus, ketika dakwaan Departemen Kehakiman setebal 45 halaman menuduh mantan presiden tersebut mencoba mempertahankan kekuasaan secara ilegal, setelah ia kalah dalam pemilihan presiden tahun 2020 dari Joe Biden dari Partai Demokrat.

Trump mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan tersebut pada persidangan tanggal 3 Agustus.

Diketahui, menjelang sertifikasi kemenangan Biden di Kongres pada 6 Januari 2021, Pence mengawasi proses tersebut dalam peran seremonialnya sebagai Presiden Senat AS. Dia mendapat tekanan besar dari Trump untuk membatalkan pemungutan suara dan menolak. Beberapa pendukung Trump yang melakukan kerusuhan di Gedung Kongres AS meneriakkan "Gantung Mike Pence!"

Tekanan yang tak henti-hentinya itu, dan "catatan kontemporer" yang dibuat Pence menjelang kerusuhan 6 Januari 2021, sering dikutip dalam dakwaan.

Pada satu titik, dakwaan tersebut merujuk pada panggilan telepon pada 1 Januari 2021 di mana Trump mencaci-maki Pence karena tidak berpartisipasi dalam skema untuk membatalkan hasil pemilu.

"Anda terlalu jujur," kata Trump kepada Pence ketika itu.

Sementara itu, potensi kesaksian Pence dan catatannya dapat menjadi bagian penting dari kasus penuntutan terhadap Trump di persidangan.

Terpisah, untuk pertama kalinya dalam kampanye pemilihan pendahuluan, Trump menyerang Pence pada Hari Sabtu. Dia membantah menyebut Pence "terlalu jujur" dan menggambarkannya sebagai "delusional."

Sedangkan kampanye kepresidenan Pence sejauh ini gagal melejit, bahkan ia berisiko tidak mengikuti debat calon presiden dari Partai Republik yang pertama pada akhir bulan ini, karena kurangnya donor.

Diketahui, Trump telah didakwa tiga kali tahun ini. Dia telah mengaku tidak bersalah dalam dua kasus kriminal lainnya. Di Miami, Trump menghadapi dakwaan federal di Miami karena diduga menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya dan menghalangi keadilan.

Ia juga didakwa di Negara Bagian New York, karena diduga memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno.

Trump dapat menghadapi dakwaan keempat segera di Georgia, terkait dengan upayanya untuk membalikkan kekalahannya di negara bagian yang menjadi medan pertempuran setelah pemilihan 2020.