Sutradara Keluar dari Produksi Dokumenter Usai Alami Gaslight dari Lizzo

JAKARTA - Penyanyi Lizzo digugat oleh tiga penari latarnya atas kasus pelecehan seksual dan penghinaan. Setelah kasus itu terungkap, beberapa pihak mulai menyuarakan pengalaman mereka bekerja sama dengan Lizzo.

Salah satu di antaranya adalah Sophia Nahli Allison, sutradara dokumenter yang mengaku keluar dari produksi dokumenter Lizzo pada tahun 2019. Sekian lama bungkam, peraih Oscar itu menyuarakan alasannya keluar dari produksi dokumenter dalam dua pekan.

“Biasanya saya tidak berkomentar tentang apa yang terjadi dengan budaya pop. Tapi di tahun 2019, saya pergi dengan Lizzo untuk menjadi sutradara dokumenternya. Saya keluar setelah dua minggu,” tulis Sophia Nahli Allison dalam media sosialnya.

“Saya diperlakukan tidak baik oleh dia. Saya menyaksikan betapa arogan, tidak baik, dan kejamnya dia. Saya tida dilindungi dan dilempar ke situasi pelik dengan sedikit dukungan,” lanjutnya.

Meski tidak menjelaskan secara spesifik, Allison merasa lega bisa keluar dari situasi tersebut. Ia juga menyampaikan dukungan terhadap tiga penari latar yang melaporkan Lizzo.

“Jiwa saya berkata lari secepat kamu bisa, dan saya bersyukur saya percaya dengan firasat saya. Saya merasa digaslight dan sakit hati, tapi saya sudah pulih,” kata Sophia Nahli Allison.

“Membaca laporan ini menyadarkan saya betapa bahayanya situasi saat itu. Tindakan penyalahgunaan kekuasaan ini sering terjadi. Cinta dan dukungan kepada para penari,” katanya.

Allison juga menyebut Lizzo tidak sesuai dengan persona yang ia tampilkan selama ini. Lizzo yang dikenal sebagai sosok penyanyi dengan nuansa positif dan menyuarakan self-love ternyata tidak sebaik di depan publik.

Sutradara ini juga menyebut ada banyak cerita dan laporan mengenai bagaimana Lizzo menciptakan situasi kerja yang tidak menyenangkan. Pada akhirnya, dokumenter Love, Lizzo disutradarai Doug Pray dan rilis pada tahun November 2022.

"Saya bersemangat untuk mendukung dan melindungi seorang wanita kulit hitam melalui proses dokumenter, tetapi dengan cepat mengetahui citranya dan 'pesan' yang dikuratori,” kata Allison.

Tiga penari latar Lizzo menggugat sang penyanyi pada 1 Agustus ke Pengadilan Los Angeles. Dalam dokumen 44 halaman, tiga orang ini menjelaskan Lizzo dan perusahaannya Big Grrrl Big Touring bertanggung jawab atas kekerasan, fat-shaming, diskriminasi, dan lainnya.

Hingga saat ini pihak Lizzo belum merespons gugatan dan tulisan yang dibagikan oleh Alison.