BI: Inflasi yang Terjaga Bukti Konsistensi Kebijakan Bersama Pemerintah
JAKARTA – Bank Indonesia mengungkapkan inflasi Juli 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2023 tercatat sebesar 0,21 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,08 persen year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa capaian tersebut lebih rendah dari level sebelumnya Juni 2023 yang sebesar 3,52 persen yoy.
“Terjaganya inflasi di dalam kisaran sasaran tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (pusat dan daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 2 Agustus.
Erwin menjelaskan, inflasi inti tetap terjaga rendah dengan torehan 0,13 persen mtm atau relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,12 persen mtm.
“Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas biaya sekolah sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru sekolah,” tuturnya.
Secara tahunan, inflasi inti Juli 2023 tercatat sebesar 2,43 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen.
Kemudian, inflasi kelompok volatile food menurun dengan catatan 0,17 persen mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,44 persen mtm. Kata Erwin, perkembangan tersebut terutama disumbang oleh deflasi pada komoditas bawang merah dan cabai rawit.
Baca juga:
Sementara itu, penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi pada komoditas daging ayam ras, cabai merah, dan bawang putih. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi 0,03 persen yoy, menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,20 persen.
Lalu, inflasi kelompok administered prices tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan 0,44 persen mtm, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,02 persen.
“Perkembangan ini dipengaruhi terutama oleh inflasi tarif angkutan udara dan rokok kretek filter akibat peningkatan mobilitas saat libur sekolah dan berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai tembakau,” kata dia.
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,42 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,21 persen.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024,” tutup Erwin.