Sandiaga Uno: Digitalisai Perizinan Acara Beri Nilai Tambah Rp17 Triliun

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan digitalisasi perizinan acara olahraga, kesenian, dan ekonomi kreatif akan memberikan efisiensi dan nilai tambah ekonomi hingga Rp17 triliun.

Sandiaga saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 1 Agustus, mengatakan proyek percontohan sistem digitalisasi perizinan ini akan dimulai pada September 2023.

"Jika digitalisasi ini bisa berlangsung dan mencapai efisiensi akan tercapai nilai tambah ekonomi sekitar tambahan Rp17 triliun," ujarnya, dikutip dari Antara.

Selama proyek percontohan berlangsung, kata dia, pemerintah akan terus melakukan evaluasi, sehingga dapat memudahkan sebanyak 3.000 acara kesenian dan olahraga pada tahun ini dengan nilai potensi ekonomi hingga Rp197 triliun.

"Ini yang kita harapkan akan bisa mendorong lebih banyak terjadinya event, terselenggaranya acara-acara berkelas internasional akan mampu membuka peluang usaha dan lapangan kerja dengan target 4,4 juta lapangan kerja baru di 2024," ujarnya.

Selama ini, kata Sandiaga, banyak keluhan dari penyelenggara acara kesenian dan olahraga yang menyebut izin baru keluar beberapa jam sebelum acara digelar sehingga menimbulkan ketidakpastian.

"Itu targetnya menggunakan proses digitalisasi yang memangkas tahapan, sehingga pelayanan publik untuk perizinan event ini akan jauh lebih baik ke depan," ujarnya.

Dia mengatakan sistem ini juga akan menjawab kendala terkait biaya yang perlu dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah perizinan dan keamanan.

Menurut Sandiaga, pemerintah kini tengah menghitung biaya standar perizinan dan keamanan dalam penyelenggaraan sebuah acara kesenian dan olahraga. Standardisasi biaya itu akan diuji coba pada September 2023.

"Kita akan sampaikan pada pilot project itu berapa biaya yang akan dikenakan untuk pengamanan, untuk perizinan, dan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) yang dihasilkan itu bisa secara transparan dilaporkan," katanya.

Lebih lanjut, Sandiaga juga mengungkap masalah perizinan menjadi penyebab band terkemuka asal Inggris, Coldplay, hanya menggelar konser satu hari di Jakarta, sedangkan band tersebut menggelar konser lebih dari satu hari di beberapa negara.

"Salah satu pertimbangan kenapa Coldplay hanya memilih satu hari di sini dan lebih dari satu hari di negara lain, itu karena faktor salah satunya adalah perizinan," ujarnya.

Coldplay akan menggelar konser di Jakarta pada 15 November 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam rangka tur Music of the Spheres World Tour.