Pemerintah Kota Paris Bentuk Komite untuk Mempelajari Kemungkinan Manusia Hidup Bersama Tikus
JAKARTA - Otoritas Kota Paris, Prancis tengah mencoba mempelajari bisa atau tidaknya manusia hidup bersama tikus, hewan pengerat yang selalu menjadi masalah di kota-kota metropolitan.
Wali Kota Paris Anne Hidalgo membentuk sebuah komite untuk mempelajari "hidup bersama", sejauh mana manusia dan hewan pengerat dapat hidup bersama, kata salah satu wakilnya dalam sebuah pertemuan dewan kota.
Anne Souyris, wakil wali kota Paris yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, mengumumkan langkah tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Geoffroy Boulard, kepala arondisemen ke-17 Paris dan anggota partai kanan-tengah Partai Republik.
Boulard telah meminta pemerintah kota untuk membuat rencana yang lebih ambisius, untuk melawan perkembangbiakan tikus di ruang publik.
Dia sebelumnya mengkritik Wali Kota Hidalgo, anggota partai sosialis kiri-tengah, karena tidak melakukan cukup banyak hal untuk membasmi tikus dari Paris, termasuk saat pemogokan awal tahun ini yang menyebabkan sampah menumpuk di seluruh kota.
"Keberadaan tikus di permukaan berbahaya bagi kualitas hidup warga Paris," kata Boulard, dilansir dari CNN 25 Juli.
Boulard mengatakan, ia mengajukan pertanyaan ini setelah menemukan sebuah penelitian yang sedang berlangsung, Project Armageddon. Misi proyek ini adalah membantu kota dalam mengelola populasi tikus. Salah satu tujuannya adalah memerangi prasangka buruk terhadap tikus, untuk membantu warga Paris hidup lebih baik dengan mereka.
Penelitian ini dibiayai oleh pemerintah Prancis, meskipun kota Paris adalah mitra dalam proyek ini.
Sementara itu, Souyris menjelaskan apa yang sedang dipelajari adalah sejauh mana manusia dan tikus dapat hidup bersama dengan cara yang "paling efisien, pada saat yang sama memastikan bahwa hal itu tidak menimbulkan masalah bagi warga Paris."
Meskipun tikus dapat menyebarkan penyakit, wakil wali kota mengatakan tikus yang dimaksud bukanlah tikus hitam yang dapat membawa wabah, tetapi jenis tikus lain yang membawa penyakit seperti leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Lebih lanjut, Souyris juga menyoroti beberapa tindakan yang diambil oleh kota sebagai bagian dari rencana anti-tikus tahun 2017, termasuk berinvestasi dalam ribuan tong sampah baru untuk "membuat tikus-tikus kembali ke bawah tanah."
Souyris kemudian mengatakan di Twitter, tikus-tikus di Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang "signifikan". Ia menambahkan, dirinya meminta Dewan Tinggi Kesehatan Masyarakat Prancis untuk mempertimbangkan perdebatan tersebut.
"Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politis," katanya.
Baca juga:
- Khawatir Jika Pembakaran Al-Qur'an Terus Terjadi, PM Swedia: Kita Menghadapi Risiko
- Juli 2023 akan Menjadi Bulan Terpanas Dunia Lampaui Rekor 174 Tahun, Sekjen PBB: Ini Menakutkan dan Baru Permulaan
- Pejabat Rusia dan China Akrab dengan Kim Jong-un Saksi Rudal Terbaru Korut, PBB: Tanggung Jawab Bersama Tegakkan Resolusi
- Presiden Erdogan Gelar Pertemuan dengan Abbas dan Haniyeh, Faksi Palestina Sepakati Pemerintah Persatuan Pekan Ini?
Terpisah, kelompok hak-hak hewan Paris Animaux Zoopolis menyambut baik langkah pemerintah kota tersebut.
"Tikus ada di Paris, seperti halnya di semua kota besar di Prancis, sehingga pertanyaan tentang hidup bersama pasti muncul," kata sebuah pernyataan dari kelompok tersebut.
"Di PAZ, ketika kami berbicara tentang "hidup berdampingan secara damai" dengan tikus, kami tidak bermaksud tinggal bersama mereka di rumah dan apartemen kami, tetapi memastikan bahwa hewan-hewan ini tidak menderita DAN kami tidak terganggu. Sekali lagi, tujuan yang sangat masuk akal!" tandasnya.