BlackRock Ekspansi ke Kawasan Asia Pasifik Sambil Menanti Persetujuan ETF Bitcoin dari SEC

JAKARTA - BlackRock Inc, perusahaan manajemen investasi terkemuka, telah mengumumkan dua penunjukan penting dalam upaya ekspansinya di wilayah Asia Pasifik. Mandy Lui telah ditunjuk sebagai kepala Greater China Wealth, sementara Dennis Quah menjadi kepala Singapore Wealth.

Mandy Lui akan mengelola hubungan dengan para distributor di Hong Kong, Taiwan, dan China lepas pantai. Tugasnya termasuk membangun hubungan strategis dengan para distributor utama dan memastikan klien-klien BlackRock di wilayah tersebut dapat mengakses berbagai kemampuan investasi. Mandy Lui sebelumnya menjabat sebagai kepala distribusi kekayaan dan ritel di Baring Asset Management.

Sementara itu, Dennis Quah akan fokus membangun hubungan dengan bank-bank konsumen, bank-bank swasta, dan perusahaan asuransi. Ia juga akan membantu membangun portofolio klien bersama dengan para spesialis di perusahaan.

Dennis Quah telah memiliki pengalaman selama dua puluh tahun dalam distribusi manajemen aset, dengan rekam jejak karirnya yang mencakup perusahaan seperti Columbia Threadneedle, Amundi, OCBC Bank, dan Schroders.

James Raby, kepala kekayaan Apac BlackRock, menyambut positif kedatangan Mandy dan Dennis ke dalam perusahaan. Ia mengakui pemahaman pasar lokal yang mendalam dan keahlian mereka dalam membantu klien membangun portofolio sebagai aset berharga dalam memenuhi kebutuhan investor di lingkungan pasar yang sedang berkembang saat ini.

Perubahan di tim Asia-Pasifik BlackRock ini juga mengiringi perubahan lainnya, termasuk kepergian Nicholas Chiu, yang sebelumnya adalah co-manager dari beberapa dana investasi BlackRock.

BlackRock, dengan kantor pusat di New York, memiliki 78 kantor yang tersebar di 36 negara. Perusahaan ini mengelola aset senilai sekitar 9,09 triliun dolar AS (Rp136 kuadriliun) pada kuartal pertama tahun 2023. Dalam beberapa tahun mendatang, perkiraan menunjukkan bahwa aset yang dikelola perusahaan dapat mencapai lebih dari 15 triliun dolar AS (Rp224 kuadriliun), terutama dengan ekspansi ke pasar Asia.

Di sisi lain, perubahan di tim Asia-Pasifik BlackRock terjadi pada saat yang penting, yaitu tengah menunggu keputusan dari Securities and Exchange Commission (SEC) tentang aplikasi ETF Bitcoin perusahaan. BlackRock telah mengajukan aplikasi untuk meluncurkan iShares Bitcoin Trust, yang jika disetujui, akan menjadi ETF Bitcoin pertama di Amerika Serikat. Ini bisa membuka akses sekitar 30 triliun dolar AS (Rp449 kuadriliun) modal ke pasar Bitcoin.

Keputusan SEC ini menjadi sangat dinantikan, karena sebelumnya banyak aplikasi ETF Bitcoin spot dari perusahaan besar yang ditolak selama satu dekade terakhir. Permohonan dari BlackRock diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk ETF Bitcoin.

Joshua Chu, seorang ketua di grup teknologi blockchain XBE, Coinllectibles, dan Marvion, menyatakan bahwa langkah ini menunjukkan ketahanan minat masyarakat terhadap kripto dan bisa menjadi perkembangan positif dalam upaya mendapatkan persetujuan dari pemerintah.

"Fakta bahwa BlackRock, perusahaan manajemen aset yang dihormati dan mapan, telah mengajukan ETF Bitcoin dapat dilihat sebagai perkembangan positif dalam upaya mendapatkan persetujuan dari pemerintah. Hal ini juga menunjukkan ketahanan minat masyarakat terhadap kripto," ujar Joshua Chu, dikutip CoinSpeaker.

Jika disetujui, iShares Bitcoin Trust akan terdaftar di bursa Nasdaq dan akan sepenuhnya didukung oleh BTC, dengan penetapan harga berdasarkan pada CF CME Bitcoin Reference Rate. Ini akan membuka peluang besar bagi pasar Bitcoin dengan potensi mengakses dana sebesar 30 triliun dolar AS (Rp450 kuadraliun).