Mendag Lutfi: WFH di Masa Pandemi Bikin Orang AS Tertarik pada Produk Elektrik dan Mebel Indonesia

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan produk elektrik dan elektronik Indonesia dilirik oleh pasar Amerika Serikat (AS) imbas pandemi COVID-19 yang mengharuskan work from home (WFH) atau kerja dari rumah di 2020.

Lutfi mencatat produk elektrik dan elektronik berada di urutan keempat dalam nilai ekspor Indonesia pada tahun 2020 dengan total 9,23 miliar dolar AS atau mengalami pertumbuhan 2,46 persen.

"Untuk produk elektrik berupa internet itu naik spesifik. Pada 2020 ini dibutuhkan work from home (WFH) di Amerika Serikat agar membuat internet mereka jadi lebih baik, mereka mengimpor lebih banyak dari Indonesia," tuturnya, dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Jumat, 29 Januari.

Kerja dari rumah selama pandemi COVID-19, kata Lutfi, juga menjadi berkah tersendiri untuk produk ekspor lain yakni mabel atau furnitur. "Poin kami adalah Indonesia menikmati ekspor saat pandemi COVID-19 ini. Kita juga bisa melihat pertumbuhan produk mabel yang masuk top 20. Tumbuh 11,64 persen dengan nilai 2,3 miliar dolar AS," ucapnya.

Selain itu, kata Lutfi, permasalahan Vietnam dengan AS terkait penggunaan kayu ilegal, justru menjadi berkah bagi Indonesia. Sebab, membuka keran ekspor Indonesia ke AS menjadi lancar.

Sejak tahun lalu, Amerika melalui United States Trade Representative (USTR) tengah melakukan investigasi 301 terhadap Vietnam soal produk furnitur dan manipulasi mata uang.

"Vietnam sendiri kena penalti atau hukuman, karena industri mebel mereka yang di ekspor ke AS, kayunya dicurigai identitas ilegal. Produk mebel ini saya kira punya prospek yang baik di 2021," ucapnya.

Lutfi berujar, secara menyeluruh nilai ekspor Indonesia di 2020 mencapai 163,3 miliar dolar AS. Adapun rinciannya sektor migas sebesar 8,3 miliar dolar AS dan sektor non-migas mencapai 155 miliar dolar AS.

Sementara itu, tiga besar produk ekspor tertinggi yang dicatatkan Kementerian Perdagangan ialah, produk minyak nabati (CPO) dengan nilai 20,72 miliar dolar AS. Kedua, produk batu bara dengan nilai ekspor 17,27 miliar dolar AS dan di urutan ketiga ada besi baja dengan ekspor sebesar 10,85 miliar dolar AS.