16 Tahun di Kandang Kebun Binatang Tanpa Pejantan, Buaya Betina Ini Mampu Bertelur

JAKARTA - Sekelompok ilmuwan mendokumentasikan kejadian "kelahiran perawan" yang pertama kali diketahui pada seekor buaya, kendati hidup terisolasi selama 16 tahun di kebun binatang Kosta Rika, menurut sebuah penelitian.

Buaya betina Amerika bertelur sebanyak 14 kali pada tahun 2018 di dalam kandangnya, sebuah fenomena yang tidak biasa terjadi pada reptil di penangkaran.

Namun, fakta yang lebih membingungkan muncul setelah tiga bulan masa inkubasi, ketika satu telur ditemukan mengandung bayi buaya yang belum terbentuk sempurna.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal 'Biology Letters', para ilmuwan menguji susunan genetik janin buaya tersebut. Mereka menemukan sekuens DNA yang menunjukkan janin tersebut merupakan hasil dari partenogenesis fakultatif (FP), atau reproduksi tanpa kontribusi genetik dari pejantan, melansir Reuters 23 Juli.

Fenomena FP, yang oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai "kelahiran perawan", sebelumnya juga ditemukan pada spesies ikan, burung, kadal, dan ular lainnya. Para ilmuwan mengatakan, ni adalah contoh pertama yang diketahui pada buaya.

Dalam FP, sel telur betina dapat berkembang menjadi bayi tanpa dibuahi oleh sel sperma jantan.

Dalam membuat sel telur, sel prekursor membelah menjadi empat sel. Satu menjadi sel telur dan mempertahankan struktur seluler utama dan sitoplasma seperti gel, sementara yang lain menyimpan materi genetik tambahan.

Kemudian, salah satu sel tersebut pada dasarnya bertindak sebagai sel sperma dan menyatu dengan sel telur untuk menjadi "dibuahi".

Buaya Amerika dianggap rentan dan berisiko mengalami kepunahan di alam liar. Menurut sebuah hipotesis, FP mungkin lebih umum terjadi pada spesies yang berada di ambang kepunahan, demikian ungkap penelitian tersebut.

Para ilmuwan mengatakan, "kelahiran perawan" di Kosta Rika dapat memberikan informasi baru mengenai nenek moyang buaya yang hidup di bumi pada Periode Trias sekitar 250 juta tahun yang lalu.

"Penemuan ini menawarkan wawasan yang menggiurkan tentang kemungkinan kemampuan reproduksi dari kerabat archosaurus yang telah punah dari buaya dan burung, terutama anggota Pterosauria dan Dinosauria," kata studi tersebut.