Menlu Retno Minta AS Ikut Jaga Stabilitas dan Perdamaian Indo-Pasifik Serta Aksesi Traktat Bebas Nuklir ASEAN
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi meminta Amerika Serikat untuk ikut menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, termasuk mengaksesi traktat bebas nuklir, saat memimpin pertemuan ASEAN - US Post-Ministerial Conference yang dihadiri oleh koleganya Antony Blinken di Jakarta, Jumat.
Menlu Retno mengatakan, tahun ini ASEAN mulai mengarusutamakan implementasi AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) dengan semua mitra, termasuk AS. Menurutnya, pendekatan strategis dan kebiasaan dialog harus selalu dijunjung tinggi oleh ASEAN dan AS.
"Kami percaya AS akan terus mendukung sentralitas ASEAN dan memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Kolaborasi adalah satu-satunya kompas menuju arsitektur kawasan inklusif," ujar Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Jumat 14 Juli.
Lebih jauh Menlu Retno mengatakan, ASEAN terbuka bagi semua negara yang ingin meningkatkan interaksi dengan Indo-Pasifik. Untuk itulah AOIP dibuat, sebagai upaya bersama, guna mendorong kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat di empat area prioritas, yaitu maritim, konektivitas, SDGs dan ekonomi. Area kerja sama ini serupa dengan yang ada di Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-AS.
"Empat area yang melambangkan kepentingan kita bersama dan menyatukan, bukan memecah belah kita. Empat area yang bukan hanya memperkuat ikatan di Indo-Pasifik, tapi juga meningkatkan kepercayaan. Oleh karena itu, dukungan AS terhadap AOIP sangat krusial," ungkap Menlu Retno.
Ditegaskan olehnya, perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Indo-Pasifik bukan hanya kepentingan kawasan, tetapi juga dunia. Sebagai mitra strategis komprehensif ASEAN, Washington menurutnya berperan penting mewujudkan hal ini.
"ASEAN ingin AS menjadi net kontributor penting di Indo-Pasifik," kata Menlu Retno.
Dalam pertemuan kali ini, ASEAN mengapresiasi komitmen AS untuk meningkatkan kerja sama konkret ASEAN-US Comprehensive Strategic Partnership, termasuk dukungan implementasi AOIP
Selain itu, pertemuan kali ini juga menekankan perlunya mengintensifkan kerja sama ekonomi melalui
peningkatan interaksi kalangan bisnis, peningkatan kapasitasi UMKM, pembangunan infrastruktur untuk konektivitas dan kerja sama teknologi digital.
Baca juga:
- Tegaskan Indo-Pasifik Jangan Jadi Medan Perang di Hadapan AS, Rusia hingga China, Menlu Retno: EAS Harus Berkontribusi
- ICC Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Usai Penemuan Kuburan Massal di Sudan
- Sebut ASEAN Tidak Boleh Menjadi Ajang Persaingan, Presiden Jokowi: Mari Jadi Pemenang Tanpa Merendahkan yang Lain
- Presiden Putin Sebut Tank Asing Jadi Target Prioritas Pasukan Rusia di Ukraina, Tidak Khawatir Rudal Jarak Jauh
Dibahas pula pentingnya kerja sama di bidang perubahan iklim dan transisi energi, termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Sementara itu, Menlu AS Antony Blinken menegaskan dukungan terhadap sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.
Dalam pertemuan kali ini juga, negara-negara ASEAN mengundang AS untuk mengaksesi Protokol Trakat SEANFWZ (Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara), untuk menciptakan kawasan yang bebas nuklir.