Blockchain Aman Tapi Masih Bisa Diretas? Begini Bos Nusa Finance
JAKARTA - Teknologi blockchain dan web3 merupakan teknologi yang masih terbilang baru, khususnya di Indonesia. Karena itu, literasi terhadap web3 masih terbilang rendah.
Saat ini, bahkan pemerintah Indonesia dan pelaku di industri ini sedang gencar-gencarnya memberikan edukasi ke masyarakat. Karena jika tidak, kurangnya literasi bisa menyebabkan orang kehilangan materil.
Menanggapi banyaknya serangan siber yang menargetkan teknologi blockchain, Nusa Finance sebagai platform yang menyediakan layanan keuangan Web3 mengatakan bahwa kerentanan ini terjadi karena cara mengaksesnya.
"Blockchain itu sebenarnya teknologi pencatatan. Jadi untuk mencatat, sampai saat ini memang blockchain itu reliabel karena catatannya tidak pernah miss dan tidak pernah hilang. Jadi kalau secara teknologinya, itu memang blockchain aman. Tapi, cara mengakses ke teknologinya itu, itu yang menjadi potensi," ujar CEO Nusa Finance, Wildan Ramadhan dalam acara Media Luncheon Nusa Finance beberapa waktu lalu.
Karena menurutnya, untuk mengakses blockchain, masyarakat harus menggunakan aplikasi wallet pihak ketiga dan juga token exchange. Sehingga, alasan tersebutlah yang menjadi celah para penjahat siber untuk melakukan phishing maupun spoofing.
"Karena untuk mengakses blockchain ada layer lagi, aplikasi wallet, token exchange. Di situ, kalau misalkan password-nya ketahuan orang lain, misalkan ya, itu berarti ya uangnya bisa diambil," tambahnya.
Baca juga:
- Tren Web3 Menurun karena Bersaing dengan AI, Bagaimana Potensinya di Masa Depan?
- Waspada Ancaman Siber Seiring Perkembangan Investasi Kripto, Pakar Beri Saran Ini!
- Dorong Ekosistem Web3, Nusa Finance Luncurkan Fitur NFT Marketplace
- Chainlink (LINK) Jalin Kemitraan dengan MarketAcross, Sebuah Perusahaan Konten Marketing
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Co-founder Nusa Finance, William Sutanto, yang mengatakan "Ya itu memang salah satu kelemahan di web3. Kalau blockchain-nya sendiri memang sangat secure ya. Tapi diaskes layernya ini, kita masih tergantung dengan metamask untuk meng-connect. Di mana, kalau ada serangan seperti spoofing, phishing, itu jadi cukup mudah."
Menurut William, kerentanan itulah yang masih menjadi PRpara pelaku web3. "Tapi saya rasa tidak lama akan solve yang masalah itu. Karena sekarang di web3 sendiri, banyak sekali inovasi untuk akses ini," pungkasnya.
"Jadi sekarang sarannya untuk teman-teman yang main web3 itu, kalau punya aset yang lumayan besar, pakailah minimal hard wallet. Kemudian juga, jangan lupa di back up, untuk dikasih tau kepada keluarga terdekat. Karena, amit-amit ada insiden, itu keluarga terdekat harus bisa mengaksesnya," tutup William.