Bagikan:

JAKARTA - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai dikenal dan menyebar secara luas di pertengahan tahun 2022. Setelah itu, teknologi ini dengan cepat mendominasi di semua sektor seperti perbankan, keamanan siber, hingga kesehatan.

Tapi, sebelum tren AI melanda saat ini, tren Web3, NFT, dan blockchain sudah lebih dulu ramai diperbincangkan. Apalagi ketika seorang anak muda bernama Ghozali berhasil meraup triliunan rupiah hasil dari foto selfie dirinya.

Teknologi blockchain telah membuktikan dirinya untuk mampu melacak berbagai jenis informasi seperti pembayaran, produksi, dan lainnya secara transparan dan aman. Setiap transaksi dienkripsi dengan hash berbeda yang tidak dapat diubah dan disimpan dalam blok.

Menurut Nusa Finance, sebuah platform yang menyediakan Web3, teknologi AI dan blockchain dapat saling membantu. Terutama dalam meningkatkan karakteristik blockchain dan meningkatkannya ke tingkat lebih lanjut.

“Dengan AI dapat membantu meningkatkan karakteristik blockchain dan meningkatkannya ke tingkat lebih lanjut,” tulis Nusa Finance dalam grup Telegramnya, belum lama ini.

Mereka juga memberikan contoh, di mana AI dapat terintegrasi dengan Web3, salah satunya adalah AI dapat digunakan untuk membuat algoritma yang lebih efisien dan efektif untuk memverifikasi transaksi blockchain.

“Membuat crypto mining lebih efisien dengan mengambil sampel distribusi probabilitas AI, dan pemanfaatan machine learning dan generative modeling tools untuk proses audit otentikasi blockchain,” katanya.

Menurut mereka, meskipun tampak berbeda, kedua teknologi ini memiliki konsep yang serupa, yaitu membantu meningkatkan kenyamanan hidup manusia. “Maka penting untuk menciptakan ekosistem yang baik dan beradaptasi dengan perubahan yang tak terhindarkan,” pungkasnya.