Penelitian Sebut Kurang Tidur Bisa Disebabkan karena Konsumsi Junk Food
JAKARTA - Sebuah riset dari Uppsala University yang dipublikasikan di jurnal Obesity menunjukkan kebiasaan konsumsi junk food (makanan rendah gizi) yang banyak mengandung lemak dan gula dapat mengurangi kualitas tidur.
"Baik diet dan pola tidur yang menimbulkan risiko bagi beberapa kondisi kesehatan publik. Sebagaimana pentingnya makanan yang kita konsumsi bagi kesehatan, kami berpikir akan menarik jika menyelidiki efek dari diet berbeda berperan dalam mengubah (kualitas) tidur kita," kata peneliti Jonathan Cedernaes dikutip dari Medical Daily, Selasa, 11 Juli.
Para peneliti mengevaluasi pola tidur dan aktivitas listrik pada otak dari 15 orang sehat. Para partisipan memiliki berat badan dan kebiasaan tidur normal dan diberikan dua tipe diet dengan kadar kalori yang sama yaitu diet tinggi lemak dan gula serta diet rendah lemak dan gula.
Baca juga:
Kedua diet tersebut diberikan secara acak selama seminggu. Mereka menemukan bahwa durasi tidur tidak berbeda dari kedua diet tersebut dan para partisipan merasa kualitas tidur mereka sama.
Namun alat perekam electroencephalogram menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi diet tinggi lemak dan gula mengganggu gelombang lambat yang berkaitan dengan aktivitas listrik pada otak sehingga tidur mereka kurang nyenyak.
Para peneliti percaya gangguan tersebut terjadi karena gula dan lemak mengaktifkan jalan otak sehingga membuat orang terasa lebih sadar. Cedernaes mengatakan diet sehat dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Beberapa makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kualitas tidur antara lain kacang almond, ikan berminyak, buah kiwi, pisang, susu malt, teh chamomile, dan jus ceri tart.