Sengsara Membawa Nikmat: Pria Ini Terbang dengan 'Jet Pribadi' Setelah Delay Selama 18 Jam Akibat Badai

JAKARTA - Pria ini mungkin penumpang pesawat yang 'paling beruntung', saat kesabarannya menanti penerbangan berbuah pengalaman seperti menaiki jet pribadi seorang diri.

Itulah pengalaman yang dirasakan oleh Phil Stringer yang hendak terbang dari Oklahoma ke North Carolina, Amerika Serikat dengan pesawat yang dijadwalkan lepas landas pada Hari Minggu pukul 6.30 pagi.

Namun, saat pesawat American Airlines dari Oklahoma City ke Charlotte yang ditumpanginya lepas landas, hari sudah Senin pagi. Dia juga sedang berada di dalam 'pesawat jet pribadi'.

Cerita bermula saat Stringer harus menerima kenyataan, penerbangan pagi harinya tertunda karena badai yang menyebabkan lebih dari 9.000 penerbangan d Amerika Serikat dibatalkan atau ditunda selama akhir pekan di penghujung Juni lalu.

Ketika penundaan semakin lama - Stringer mengatakan keberangkatannya ditunda tidak kurang dari tujuh kali - penumpang lain yang akan melakukan perjalanan dengan penerbangan yang sama, memilih untuk memesan penerbangan lain atau membatalkannya. Tapi, Stringer bertahan.

Saat pesawat akhirnya lepas landas tepat 12 menit lewat tengah malam, atau setelah delay selama 18 jam, dia adalah satu-satunya penumpang yang naik ke pesawat.

Dia merekam prosesnya dan mengunggah video ke Tiktok, menunjukkan pengalamannya.

"Saya satu-satunya orang di pesawat dan mereka memiliki seluruh kru penerbangan, mereka 'tidak ingin' melakukan penerbangan ini," ujarnya seperti dikutip dari CNN 7 Juli.

"Maskapai 'menarik' kru dari hotel untuk melakukan penerbangan ini hanya untuk satu orang," sambungnya.

Dia merekam petugas bagasi yang mengonfirmasi bahwa dia hanya memasukkan satu tas ke dalam pesawat, agen gerbang yang tertawa cekikikan saat mengumumkan keberangkatan ke deretan kursi kosong, dan demonstrasi keselamatan pribadi yang riang oleh pramugari, yang tampaknya tidak marah karena dipanggil untuk bekerja pada tengah malam seperti yang seharusnya.

Penerbangan tiba pada pukul 3.35 pagi dan dia tiba di rumah sekitar pukul 7 pagi, mandi dan pergi bekerja tanpa tidur, katanya kepada afiliasi CNN, WSOC-TV, dalam sebuah wawancara.

"Saya merasa sangat tidak enak (kepada para kru)," tambahnya.

"Mereka berada di hotel, mereka akan pergi tidur. Saya seperti, 'Ya ampun, mereka benar-benar harus datang ke sini untuk saya," ungkapnya.

Mungkin sebagai penebusan dosa, para kru bercanda bahwa Stringer tidak akan mendapatkan kacang atau pretzel.

Tapi sebaliknya, Stringer mengatakan mereka yang terbang tengah malam itu bersenang-senang dan masih saling berkomunikasi keesokan harinya.

Kendati menikmati penerbangan 'pribadi', Stringer juga mengalami'kutukan' bagasi, tingkat kehilangan tas naik hampir 75 persen, saat tas yang dibawanya sempat 'salah tempat' selama sekitar 45 menit ketika tiba di tujuan.