Soal Konflik Myanmar, Menlu Retno Sebut Engagements Kunci Implementasi Konsensus Lima Poin

JAKARTA - Indonesia sebagai Ketua ASEAN terus melakukan engagements dengan berbagai pihak di Myanmar, untuk membantu mencari solusi dan jalan keluar untuk mewujudkan perdamaian di negara itu, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Sebagai Ketua ASEAN, menurut Menlu Retno, Indonesia menjalankan beberapa prinsip terkait dengan masalah Myanmar, yakni menjadikan Konsensus Lima Poin (5PC) sebagai rujukan utama, menjadikan keputusan para pemimpin ASEAN sebagai dasar bertindak, menjaga nilai dan prinsip Piagam ASEAN, serta siap menjembatani perbedaan.

"Engagements dengan semua pihak adalah kunci dalam mengimplementasikan 5PC. Dalam waktu 7 bulan, Indonesia telah melakukan engagements yang sangat intensif dan secara inklusif," jelas Menlu Retno dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 7 Juli.

Diterangkan Menlu Retno, ada 110 engagements yang telah dilakukan, baik berupa pertemuan in person, virtual, maupun melalui percakapan per telepon, termasuk engagements saya secara in person baik dengan Menlu NUG (Pemerintah Persatuan Nasional) maupun Menlu SAC (Dewan Administrasi Negara) dalam beberapa kali.

Engagements yang intensif dan inklusif penting untuk dilakukan dan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan, mendengarkan posisi semua pihak, membangun jembatan untuk mempersempit perbedaan, mendorong de-eskalasi kekerasan dan menolak penggunaan kekerasan, mendorong dialog inklusif, hingga mengajak semua pihak untuk memberi dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan dengan prinsip, no-one left behind.

"Engagements bukan merupakan tujuan namun merupakan alat untuk mencapai tujuan, yaitu dialog inklusif untuk mencapai perdamaian yang durable," ujar Menlu Retno.

"Oleh karena itu engagements ini merupakan building block yang pertama. Saat ini, sudah waktunya building block kedua mulai dibangun, yaitu mendorong dialog di antara para pihak menuju dialog inklusif nasional," lanjut Menlu Retno.

Oleh karena itu, dalam pertemuan saya, baik dengan Menlu NUG dan Menlu SAC, saya telah sampaikan pentingnya dialog inklusif," ungkapnya.

"Dialog inklusif merupakan satu-satunya way forward, jika para pihak menginginkan perdamaian yang durable di Myanmar. Semua pihak luar harus mendorong dilakukannya dialog inklusif di Myanmar," sebut Menlu Retno.

Ditambahkan olehnya, selain dengan semua pihak di Myanmar, Indonesia juga melakukan engagements dengan negara-negara tetangga Myanmar dan 'key players' lainnya, dengan pesan utama untuk mendukung implementasi 5PC.